Shell Alihkan Karyawan ke Toko Usai Stok Bensin Kosong

Stok BBM di 197 SPBU Shell habis, namun perusahaan tidak melakukan PHK terhadap 5.300 karyawan. Krisis pasokan terjadi setelah operator swasta menolak BBM impor Pertamina karena mengandung etanol 3,5%.

Reporter : Rheza Alfian

Editor : Rheza Alfian

Tayang pada : 02 Okt 2025 | 11:50 WIB

Waktu Baca : ±... menit

periskop.id - President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menyatakan bahwa perusahaan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 5.300 karyawannya meskipun stok bahan bakar minyak (BBM) di hampir seluruh SPBU Shell telah habis. Sebagai solusinya, perusahaan kini melakukan penyesuaian jam operasional.

“Memang yang terjadi saat ini adalah kami memberikan penyesuaian terhadap jam operasional, karena memang untuk fuel-nya memang sudah tidak ada. Jadi lebih ke arah di toko, di bengkel kami. Itu yang kami optimalisasikan,” kata Ingrid dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR RI, Rabu (1/10).

Ingrid memaparkan bahwa dari total 197 SPBU yang dikelola Shell di Indonesia, hanya lima titik di luar Jakarta yang masih menjual bensin per Rabu. Ia memprediksi kelima SPBU tersebut akan kehabisan stok sepenuhnya pada Kamis (2/10) malam.

Kelangkaan BBM yang dialami Shell dan operator swasta lainnya merupakan imbas dari habisnya kuota impor tahunan. Upaya pemerintah menugaskan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) untuk mengimpor pasokan tambahan sebagai solusi darurat justru menemui kendala.

Wakil Direktur Utama PPN Achmad Muchtasyar mengungkapkan bahwa operator swasta seperti BP-AKR dan Vivo membatalkan rencana pembelian base fuel (BBM dasaran) dari Pertamina. Pembatalan ini terjadi setelah diketahui adanya kandungan etanol sebesar 3,5% dalam produk impor tersebut.

Penolakan itu tetap dilakukan meskipun, menurut Achmad, kandungan etanol tersebut masih berada di bawah ambang batas yang diizinkan regulasi pemerintah, yakni hingga 20%.

“Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian,” jelas Achmad dalam rapat yang sama.

Sebagai solusi lanjutan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyatakan kargo base fuel impor tahap kedua yang dibawa Pertamina dijadwalkan tiba di Indonesia pada hari ini, Kamis (2/10). Namun, volume dan spesifikasi BBM dalam kargo tersebut belum diumumkan secara rinci.