Periskop.id - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan kewaspadaan dan secara rutin memantau serta mengendalikan angka inflasi di wilayahnya masing-masing. Menurutnya, setiap fluktuasi harga di daerah akan berdampak langsung pada kondisi ekonomi masyarakat.
"Bapak, ibu sekalian, inflasi 5,32 (persen) dalam satu provinsi itu sudah terasa perubahan harganya bagi masyarakat. Kami mohon menjadi perhatian para gubernur," pinta Tomsi, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (6/10), seperti dilansir dari Antara.
Tomsi menyoroti beberapa wilayah yang mencatatkan angka inflasi tinggi, memberikan sinyal merah bagi para kepala daerah untuk segera bertindak.
Berdasarkan data yang dirilis, Tomsi menyebutkan lima provinsi dengan angka inflasi tertinggi meliputi:
- Provinsi: Sumatera Utara, Riau, Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah.
Sementara itu, di tingkat kabupaten dan kota, wilayah yang masuk daftar inflasi tertinggi adalah:
- Kabupaten: Deli Serdang, Labuhanbatu, Pasaman Barat, Indragiri Hilir, dan Kerinci.
- Kota: Pematangsiantar, Gunungsitoli, Padangsidimpuan, Dumai, dan Baubau.
Secara nasional, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Oktober 2025 menunjukkan angka inflasi tahun ke tahun (year-on-year) sebesar 2,65% (September 2025 terhadap September 2024). Sedangkan inflasi bulan ke bulan (month-to-month) dari September 2025 terhadap Agustus 2025 sebesar 0,21%.
Guna mengendalikan angka inflasi, Tomsi meminta jajaran pemda untuk bekerja keras, rutin mengecek perkembangan harga di lapangan, dan melakukan evaluasi program apabila daerahnya mengalami inflasi yang tinggi. Ia juga meminta pemda untuk belajar kepada daerah lain yang inflasinya lebih terkendali.
Sebagai pelayan publik, Tomsi berpesan agar pejabat terkait di daerah memastikan harga pangan tidak mengalami gejolak, menjadikannya sebagai bentuk pengabdian kepada rakyat.
"Kita bekerja di sini setiap minggu meluangkan waktu tiga jam untuk mengabdikan diri kepada masyarakat (melalui Rakor Pengendalian Inflasi). Berbuat yang terbaik supaya barang-barang, terutama yang kita konsumsi sehari-hari itu terjangkau dan tidak mengalami kenaikan yang tinggi," tuturnya.
Tomsi mengapresiasi peran aktif pemda yang telah berhasil menurunkan harga sejumlah komoditas pangan seperti beras hingga minyak goreng.
Ia berharap pemda dapat semakin optimal dalam melakukan langkah konkret pengendalian, di antaranya:
- Melaksanakan operasi pasar murah.
- Melakukan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang.
- Kerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan.
- Mendorong gerakan menanam.
- Merealisasikan belanja tidak terduga.
- Memberikan dukungan terhadap transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Kalau kita kerja, kalau kita mau usaha (harga-harga pangan) bisa (terkendali). Sekali lagi, kalau kita bekerja dengan rajin, dengan gigih bisa," pungkas Tomsi.
Tinggalkan Komentar
Komentar