Periskop.id - Center of Economic and Law Studies (Celios) menyatakan, kenaikan impor Januari-September 2025, dengan andil utama peningkatan pembelian barang modal, menjadi sinyal positif ekspansi yang dilakukan industri dalam negeri.

"Impor barang modal sinyal adanya ekspansi industri," kata Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira Adhinegara seperti dilansir Antara di Jakarta, Selasa (4/11). 

Menurutnya, dampak kenaikan impor barang modal ini akan dirasakan hasilnya dalam tiga sampai enam bulan ke depan, berupa peningkatan kapasitas produksi. Ia menyebut, sektor industri yang memiliki potensi besar dalam pengembangan ekspansi dan kapasitas produksi, lanjut Bhima, yaitu, industri kima, farmasi, serta industri besi dan baja.

Guna membantu industri meningkatkan daya saingnya, ia menyampaikan perlu adanya insentif pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk impor barang modal, insentif pajak bumi bangunan, serta pengurangan tarif listrik guna memacu utilitas.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami keuntungan atau surplus selama 65 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020. Tercatat, nilai keuntungan kumulatif Januari-September 2025 sebesar US$33,48 miliar atau sekitar Rp558 triliun.

Keuntungan kumulatif yang diperoleh Indonesia sejak awal tahun hingga September 2025 ini berasal dari total ekspor sebesar US$209,8 miliar atau Rp3,49 kuadriliun. Sedangkan impor di periode yang sama sebanyak US$176,32 miliar atau Rp2,93 kuadriliun.

Impor periode Januari-September 2025 naik 2,62% secara tahunan, dengan andil utama peningkatan oleh impor barang modal sebesar 3,36%. Menurut penggunaannya, impor yang dilakukan oleh Indonesia pada periode tersebut digunakan untuk bahan baku atau penolong sebesar US$124,4 miliar atau Rp2 kuadriliun, barang modal US$35,9 miliar atau Rp598 triliun, dan barang konsumsi US$16,02 miliar atau Rp267 triliun.

Impor Jakarta

Pertumbuhan impor barang modal juga terkonfirmasi oleh BPS Provinsi DKI Jakarta yang mencatat barang modal menjadi penyumbang peningkatan tertinggi total impor Jakarta selama Januari-September 2025, yakni sebesar US$2,34 miliar. Jumlah ini meningkat 17,58% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Nilai impor barang modal selama Januari-September 2025 menyumbang peningkatan tertinggi sebesar US$2,34 miliar," kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin di Jakarta, Senin (3/11). 

Adapun nilai impor Jakarta pada Januari-September 2025 mencapai US$58,69 miliar atau meningkat sebesar 4,91% dibandingkan periode yang sama pada 2024. Selanjutnya, nilai impor Jakarta yang tertinggi kedua yakni barang konsumsi sebesar US$0,28 miliar (3,92%) dan barang bahan baku atau penolong sebesar US$0,11 miliar (0,32 %).