JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyatakan, Polri menargetkan hasil panen raya jagung pada kuartal tiga mencapai 7,5 juta ton. Sementara itu, pada kuartal keempat, Polri menargetkan penanaman jagung pada 1 juta hektare lahan dengan estimasi hasil panen sebesar 4–10 juta ton.
“Pada kuartal ketiga, kami menargetkan penanaman jagung pada 750 ribu hektare lahan dengan estimasi hasil panen sebesar 3 sampai dengan 7,5 juta ton,” kata Kapolri dalam HUT Ke-79 Bhayangkara di kawasan Monas, Jakarta, Selasa.
Adapun hingga Juni 2025, Polri berhasil melaksanakan panen raya serentak kuartal pertama dan kedua dengan hasil panen mencapai 2,08–2,5 juta ton. Kapolri mengatakan, guna menjamin seluruh panen terserap secara optimal, Polri bersama stakeholder terkait, menjalin kerja sama ekspor 20 ribu ton jagung yang dilakukan secara bertahap.
“Pada Juni 2025, telah dilakukan ekspor perdana 1.200 ton jagung dari Kalimantan Barat menuju Malaysia serta 6.000 ton jagung dari Nusa Tenggara Barat menuju Filipina,” katanya.
Lebih jauh, Polri bersama Kementerian Pertanian (Kementan) RI dan stakeholder lainnya serta 135.563 kelompok tani, telah mendorong penanaman jagung pada 429.000 hektare lahan.
“Kami juga mengembangkan inovasi bibit unggul, pupuk, dan aplikasi gugus tugas Polri mendukung ketahanan pangan,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Kapolri, Polri juga memberikan bantuan alat mesin pertanian dan pendampingan teknis pada seluruh tahapan budi daya jagung. Termasuk membangun 18 gudang pangan Polri, hingga menginisiasi kolaborasi untuk menjadikan kooperasi sebagai garda terdepan.
Adapun untuk mendukung program ketahanan pangan, Polri telah menjalankan program pekarangan pangan bergizi. Juga melaksanakan pemanfaatan lahan produktif guna mengoptimalkan lahan yang belum terkelola, pengawasan distribusi bantuan pemerintah, dan hasil panen agar tepat sasaran.
Selain itu, Polri juga meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk melaksanakan pendampingan dalam hal pertanian.
“Rekrutmen 593 personel Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) serta optimalisasi peran Bhabinkamtibmas dan Bintara Penggerak Ketahanan Pangan sebagai ujung tombak pelaksana di lapangan,” kata Kapolri.
Ketahanan Pangan
Presiden Prabowo Subianto sendiri berharap, Polri melanjutkan inisiatifnya mendukung program-program prioritas pemerintah, di antaranya menanam jagung untuk mendukung ketahanan pangan, dan terlibat dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG).
Presiden kemudian menyebut keterlibatan Polri dalam program-program pemerintah, di antaranya menanam jagung untuk mendukung ketahanan pangan, membentuk satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang memproduksi dan menyalurkan makanan bergizi gratis. Kemudian, terlibat dalam mendidik sarjana penggerak pembangunan Indonesia (SPPI), yang nantinya menjadi penggerak-penggerak dapur MBG.
“Produksi jagung kita tertinggi selama sejarah Republik Indonesia, dan itu adalah tidak sedikit peran Kepolisian Negara Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dengan jajarannya,” sambung Presiden.Prabowo menuturkan, Indonesia ditargetkan tidak lagi mengimpor jagung pada tahun 2026 setelah berhasil mewujudkan swasembada komoditas tersebut. Saat menghadiri panen raya jagung serentak dan melepas ekspor jagung perdana ke Malaysia di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, bebefapa waktu lalu, Presiden Prabowo mengatakan, pada tahun 2024, Indonesia masih harus mengimpor jagung sekitar 500 ribu ton.
"Kira-kira tahun 2026 sudah enggak impor lagi Pak Menteri? Ekspor! Terima kasih. Saya diberi jaminan oleh dua tokoh Indonesia yang hebat, Menteri Pertanian dan Kapolri menjamin tahun 2026 Indonesia tidak impor lagi jagung," kata Presiden.
Ia menjelaskan, peningkatan produksi jagung nasional mencapai 48% pada kuartal pertama tahun 2025, dari semula satu hektare lahan menghasilkan 4 ton jagung, menjadi 6 hingga 8 ton jagung. Menurut Presiden, swasembada jagung akan tercapai lebih cepat sekitar satu tahun mendatang, karena didukung dengan benih varietas berkualitas bagus serta pupuk organik.
"Mungkin cita-cita kita swasembada jagung, mungkin tidak sampai dua–tiga tahun, mungkin satu tahun kita sudah swasembada jagung. Ini signifikan sekali," cetusnya.
Presiden Prabowo pun turut menyoroti pentingnya inovasi dalam pengolahan hasil pertanian, termasuk potensi diversifikasi produk turunan jagung, seperti keripik dan nasi jagung, yang dinilai lebih sehat dan bernilai tambah tinggi. Presiden juga menekankan, peningkatan produksi harus diiringi dengan peningkatan kesejahteraan petani.
"Petani-petani kita sebagai produsen pangan, mereka harus hidup dengan baik. Dengan demikian, input harus kita upayakan serendah mungkin untuk para petani. Seefisien mungkin kita lihat di mana kita bisa intervensi, mungkin dengan bantuan alat dan sebagainya, teknologi, benih, pupuk, biofertilizer, yang saya lihat luar biasa," tutur Presiden.