JAKARTA - Manusia terus berkembang di setiap era, termasuk bagaimana pandangan-pandangan mereka tentang cara hidup yang lebih baik. Di era modern, dua gaya hidup yang sering dibandingkan adalah soft living culture dan hustle culture. Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda terhadap bagaimana seseorang menjalani kehidupan sehari-hari, bekerja, dan mencapai kesuksesan.
Mengutip berbagai sumber, soft living culture menekankan ketenangan dan keseimbangan, sementara hustle culture berorientasi pada kerja keras dan produktivitas maksimal.
Definisi hustle culture adalah gaya hidup yang mengutamakan kerja keras tanpa henti, sering dikaitkan dengan kesuksesan finansial dan karier. Seseorang dalam hustle culture biasanya memiliki jadwal padat dan selalu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas. Sebaliknya, soft living culture hadir sebagai respons terhadap tekanan yang berlebihan, dengan fokus pada kenyamanan, kebahagiaan, dan kesejahteraan mental.
Orang-orang dengan gaya hustle culture sering kali terdorong oleh ambisi dan keinginan untuk mencapai kesuksesan material. Mereka percaya bahwa kerja keras akan membawa mereka ke posisi yang lebih tinggi dalam kehidupan.
Sementara itu, soft living culture muncul dari kesadaran bahwa kesehatan mental jauh lebih penting daripada kesuksesan finansial, dan bahwa hidup harus dinikmati tanpa tekanan berlebihan.
Pada hustle culture kesuksesan sering diukur dengan penghasilan, jabatan, atau prestasi profesional. Prinsipnya adalah semakin banyak usaha yang dilakukan, semakin besar peluang untuk mencapai tujuan. Sebaliknya, dalam soft living kesuksesan lebih bersifat personal, seperti memiliki keseimbangan hidup, merasa bahagia, dan menjaga kesehatan mental.
Pengaruh sosial dan media sosial berperan besar dalam membentuk kedua budaya ini. Hustle culture sering dipromosikan melalui konten motivasi atau kisah sukses sementara soft living berkembang melalui self-love, wellness, dan tren gaya hidup santai yang sering viral di platform media sosial.
Sekalipun ada kesuksesan materil yang jelas pada gaya hidup hustle sebagian orang tetap melihat hustle culture sebagai gaya hidup yang terlalu menuntut. Di sisi lain, soft living pun tidak sepenuhnya menjadi gaya hidup yang benar-benar relevan di semakin tingginya kompetisi di era digital.
Tak ada jawaban pasti dari pertanyaan "mana dari kedua gaya hidup ini yang lebih baik?". Pada akhirnya setiap individu harus menyesuaikan dengan prioritas dan kebutuhan hidup masing-masing, di mana tidak menutup kemungkinan adanya gaya hidup kombinasi di antara dua gaya hidup ini yang ternyata jauh lebih nyaman.
Soft living culture dan hustle culture memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kuncinya adalah memahami apa yang benar-benar dibutuhkan dalam hidup dan bagaimana kita bisa mencapai tujuan tanpa mengorbankan banyak hal yang seharusnya tak perlu dikorbankan.
Sedang Hangat
Soft Living Vs Hustle Culture, Cara Pandang Hidup Seimbang Modern

Baca Juga
Reporter
:
Joko Priyono
Penulis
:
Tiamo Braudmen
Editor
:
Eka Budiman

rendi_widodo
Penulis
No biography available.
Topik Terkait
Komentar
(2)