Pelindo Batasi Jumlah Kontainer Di Priok Hingga Situasi Normal
Selain melakukan pembatasan jumlah kontainer, Pelindo juga menghentikan sementara operasi kapal. Penghentian operasi kapal bertujuan agar terminal fokus melayani operasional lapangan.
JAKARTA - Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono memutuskan untuk membatasi jumlah kontainer yang akan masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk sementara, hingga kondisi kembali normal.
“Untuk sementara, kami memutuskan membatasi jumlah kontainer yang akan masuk dan keluar sampai dengan situasi normal,” ujar Arif, di Jakarta, Jumat (18/4).
Selain melakukan pembatasan jumlah kontainer, Pelindo juga menghentikan sementara operasi kapal. Penghentian operasi kapal bertujuan agar terminal fokus melayani operasional lapangan.
“Jika di terminal NPCT1 masih penuh maka diputuskan untuk digeser ke terminal lain,” kata Arif.
Ia menyampaikan, penyebab utama dari kemacetan adalah meningkatnya jumlah kendaraan yang akan mengambil dan mengirim peti kemas. Peningkatan terjadi khususnya di terminal New Priok Container Terminal One (NPCT1), yang biasanya hanya 2.500 truk, kini mencapai lebih dari 4.000 truk.
“Hal ini disebabkan setelah Lebaran, juga hari libur panjang (Jumat),” katanya lagi.
Arif juga memastikan, tidak ada sistem error atau rusak di gerbang (gate) masuk kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meski terjadi kemacetan panjang di luar kawasan itu.
Kondisi terkini, katanya lagi, arus kendaraan sudah mulai lancar. “Sejak kemarin kami pantau dan tadi pagi arus sudah mulai lancar,” kata dia.
Sebelumnya, Kasat Lantas Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP Martha Catur menyatakan penumpukan angkutan barang di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Priok menyebabkan kemacetan panjang di Jalan Yos Sudarso hingga ke Cilincing, Jakarta Utara.
Ia mengatakan penumpukan ini diduga terjadi karena Jumat (18/4) libur, sehingga Kamis ini menjadi hari terakhir pengangkutan dengan jumlah peti kemas yang diangkut cukup banyak.
"Ada 4.000 unit yang ada di kawasan ini dan ini jumlahnya di luar kapasitas," lanjutnya.
Banyak Merugikan
Namun, sampai Jumat pagi, ratusan truk peti kemas masih berjejer rapi terjebak kemacetan panjang untuk masuk ke kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. "Saya pikir ini hari libur jadi sudah tidak macet lagi, tapi ternyata macetnya masih parah," kata salah satu sopir truk, Yusman (53) di Jakarta, Jumat.
Ia mengaku sudah tiga jam lebih terjebak di Jalan Yos Sudarso sejak pukul 04.00 WIB hingga Jumat pagi. "Sejak dalam tol arah dari Cawang sudah padat merayap dan benar-benar terjebak di pintu keluar (exit) Tol Kebon Bawang," kata dia
Yusman yang mengaku datang dari Bogor untuk mengantarkan barang ke kawasan Pelabuhan Tanjug Priok harus gigit jari, karena terjebak kemacetan beberapa jam.
"Kami terpaksa matikan mesin mobil untuk menghemat bahan bakar," serunya.
Yusman juga mengaku sudah mendapatkan informasi kemacetan parah ini dari rekan sopir yang terjebak di kawasan ini hingga enam jam. Dirinya juga sudah diinformasikan dari perusahaan, tapi ia berusaha menjalankan tugas mengantarkan barang pesanan.
"Kami pusing dengan kemacetan seperti ini, jadi tidak bergerak. Ini sangat merugikan," ujarnya.
Kemacetan panjang ini tidak hanya merugikan pengendara truk, tapi juga berdampak kepada masyarakat yang ingin melalui jalur tersebut. Ia mengaku kemacetan ini yang paling parah terjadi di kawasan tersebut dibandingkan sebelumnya yang juga pernah terjadi.
Yusman berharap pihak berwenang dapat menjalankan tugasnya dengan baik agar kawasan ini dapat kembali normal. "Jangan ada lagi kemacetan seperti ini karena merugikan banyak pihak," kata dia.