periskop.id - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penempatan kas Pemerintah Rp200 triliun sebagai cash management turut meningkatkan likuiditas perekonomian, tecermin dari pertumbuhan uang primer (M0) sebesar 13,2% yoy. Hal tersebut disampaikan langsung dalam acara konferensi pers Hasil Rapat Komite KSSK IV 2025, Jakarta, Senin (3/11).

Adapun realisasi per 30 September 2025 antara lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan Rp40,6 triliun dari alokasi penempatan dana sebesar Rp55 triliun atau setara 74% per 30 September 2025.

Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dana yang terealisasi sebesar Rp33,9 triliun dari Rp55 triliun atau 62%. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) merealisasikan Rp27,6 triliun dari Rp55 triliun atau 50%.

Selanjutnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyalurkan Rp4,8 triliun dari Rp25 triliun atau setara 19% dari alokasi dana, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Rp5,5 triliun dari Rp10 triliun atau 55%.

Tak hanya itu, dia menyebut likuiditas perekonomian juga meningkat sejalan dengan kebijakan moneter longgar dan ekspansi likuiditas, dengan pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai 8,0% yoy pada September 2025, lebih tinggi dibandingkan 6,5% yoy pada Juni 2025.

"Ke depan, investasi akan terus diperkuat termasuk melalui peran Danantara sebagai pengungkit investasi swasta serta upaya penciptaan iklim investasi yang kompetitif dengan pembentukan Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah (Satgas P2SP)," kata Purbaya.

Ia melanjutkan belanja APBN untuk mendukung aktivitas konsumsi dan produksi diperkuat melalui percepatan implementasi program strategis, serta pemberian stimulus dan dukungan insentif bagi sektor prioritas yang disinergikan dengan kebijakan moneter dan sektor keuangan.

Lebih lanjut, perkembangan positif aktivitas ekonomi dan koordinasi kebijakan memperkuat optimisme ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5,5% yoy pada triwulan IV 2025 dengan dukungan stimulus Rp34,2 triliun, secara full year 2025 diproyeksikan tumbuh hingga 5,2%.