JAKARTA - Pernahkah ada pertanyaan kenapa banyak negara di Timur Tengah menggunakan palet warna yang identik di variasi merah, putih, hitam, dan hijau pada bendera mereka. Kombinasi warna yang mirip ini ternyata bukan sekadar kebetulan dan memiliki sejarah panjang di belakangnya.
Mengutip berbagai sumber, kombinasi empat warna ini dikenal sebagai warna Pan-Arab dan mencerminkan ikatan sejarah dan budaya bersama.
Keempat warna ini mewakili periode dinasti Arab yang berbeda: hitam untuk Khalifah Rashidin dan Abbasiyah, putih untuk Bani Umayyah, hijau untuk Fatimiyah, dan merah untuk Dinasti Hashemite yang berhubungan dengan Nabi Muhammad serta gerakan nasional Arab. Dengan demikian, warna-warna tersebut bukan sekadar estetika, melainkan lambang nilai perjuangan, warisan Islam, dan semangat nasionalisme Arab.
Warna Pan-Arab dan Gerakan Pan-Arabisme
Motif empat warna tersebut mulai dipadukan dalam bendera Revolusi Arab tahun 1916 melawan Kekaisaran Ottoman. Bendera Revolusi Arab (yang dirancang oleh Sir Mark Sykes) menjadi simbol penting Pan-Arabisme, sebuah gerakan yang mendorong persatuan bangsa Arab dan menjadi inspirasi bagi banyak bendera negara Arab modern.
Misal, bendera Palestina yang diadopsi oleh Palestinian Liberation Organization (PLO) menggunakan desain hampir identik dengan bendera Revolusi Arab (garis horizontal hitam-putih-hijau dan segitiga merah). Demikian pula, bendera Yordania dan Kuwait dikembangkan dari motif yang sama.
Simbolisme Warna dalam Budaya dan Islam
Keempat warna ini juga memiliki makna simbolis dalam konteks budaya Arab dan Islam. Secara umum:
-
Hijau: Warna hijau sangat terkait dengan Islam dan simbolisitas surga. Dalam Al-Qur’an, hijau melambangkan keindahan surga dan ketenangan. Hijau juga diasosiasikan dengan keluarga Nabi Muhammad (Fatimah) dan oleh gerakan Wahhabi abad ke-18 sebagai warna perjuangan mereka. Dalam bendera, hijau sering melambangkan kesuburan, kemakmuran, dan keberkahan. Misalnya, banyak bendera Arab (Saudi, Irak, Suriah, Yordania, Palestina) menggunakan hijau untuk menegaskan identitas Islam dan harapan akan kejayaan masa depan.
-
Putih: Putih melambangkan kemurnian, kedamaian, dan masa depan yang cerah. Dalam konteks bendera Mesir 1952, pita putih diartikan sebagai “kemurnian hati rakyat”. Warna putih juga mengacu pada Dinasti Umayyah (sebuah kekhalifahan yang awalnya menggunakan panji putih) . Dengan demikian, putih sering dipakai untuk menggambarkan niat baik, integritas, dan harapan.
-
Hitam: Hitam erat kaitannya dengan perjuangan dan periode kelam dalam sejarah. Secara simbolik, hitam mengingatkan pada panji hitam Khalifah Abbasiyah dan masa perang (Rashidun-Abbasiyah). Sebagai contoh, pada bendera Suriah masa kemerdekaan simbolisme hitam ditafsirkan sebagai “masa lalu yang kelam” yang berhasil diatasi. Warna hitam juga bisa melambangkan keteguhan dan pengorbanan jiwa (yakni “pertarungan melawan penindasan” ).
-
Merah: Merah melambangkan keberanian, darah pengorbanan, dan semangat perjuangan. Dalam simbolisme bendera Mesir 1952, pita merah melambangkan darah yang tumpah untuk meraih kemerdekaan. Merah juga dikaitkan dengan Dinasti Hashemite dan gerakan Bani Hasyim (pendiri Arab Saudi, Yordania), serta darah para syuhada.
Selain itu, beberapa negara menambahkan simbol Islam eksplisit pada bendera. Misalnya, bendera Arab Saudi berlatar hijau (simbol Islam) dengan tulisan syahadat (“Lā ʾilāha ʾillāllāh Muḥammad rasūlullāh”) berhuruf putih serta sebuah pedang di bawahnya.
Tulisan syahadat ini adalah pernyataan keimanan Islam, sedangkan pedang putih melambangkan militansi dan kekuatan agama. Begitu pula, bendera Yordania memuat bintang putih tujuh sudut pada segitiga merah, melambangkan kesatuan Arab dan tujuh ayat Pembukaan (Al-Fatihah) dalam Al-Qur’an. Simbol-simbol ini mempertegas identitas Islam dan Arab yang melekat pada desain bendera.
Secara keseluruhan, kesamaan desain terlihat pada dominasi warna Pan-Arab di sebagian besar bendera menandakan akar budaya dan ideologi bersama. Variasi ini mencerminkan identitas nasional masing-masing—walau semuanya menegaskan jati diri Arab–Islam bersama melalui warna Pan-Arab.