Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel

60% Warga AS Tolak Campur Tangan Negaranya di Konflik Israel-Iran

JAKARTA - Sebanyak 60% warga Amerika Serikat (AS) menolak campur tangan negara itu dalam konflik antara Israel dan Iran, demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan YouGov dan The Economist.

Mengutip Antara, Rabu (18/6) portal berita Axios melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan secara serius kemungkinan AS terlibat dalam konflik di Timur Tengah itu, termasuk melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, khususnya pusat pengayaan uranium bawah tanah di Fordow.

Hanya 16% responden dalam jajak pendapat itu yang mendukung keterlibatan militer AS, sedangkan 24% lainnya mengaku tidak tahu atau belum menentukan sikap.

Di sisi lain, mayoritas responden (56%) mendukung keterlibatan AS dalam perundingan dengan Iran terkait program nuklir di negara itu, sedangkan 18% responden lainnya menentang.

Survei tersebut dilakukan pada 13–16 Juni dengan melibatkan lebih dari 1.500 responden dari seluruh AS.

Sebelumnya Trump sudah mendesak warga sipil untuk "segera" meninggalkan Teheran di tengah eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran sekaligus menekankan agar Iran segera menyepakati kesepakatan baru tentang pengayaan uranium.

"Iran seharusnya menandatangani 'kesepakatan' yang saya katakan ke mereka untuk ditandatangani. Sungguh memalukan, dan membuang-buang nyawa manusia. Mudah saja, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah katakan itu berkali-kali!", tulisnya di Truth Social.

Ketegangan Iran-Israel meningkat sejak Jumat (13/6) ketika Zionis melancarkan serangan udara terkoordinasi dan serangan drone ke sejumlah titik di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang memicu Teheran untuk melakukan serangan balasan.

Di sisi lain, para pemimpin negara-negara G7 yang bertemu di Kanada pada Senin (16/6) mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir selama ketegangan di Timur Tengah terus meningkat.

"Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror di kawasan," kata para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan bersama.

Negara-negara G7 menegaskan kembali komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, mengatakan: "Dalam konteks ini, kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap keamanan Israel".

Baca Juga
Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
rendi_widodo
rendi_widodo
Penulis
No biography available.
Topik Terkait