JAKARTA - Bayi baru lahir rentan mengalami berbagai kondisi medis, salah satunya penyakit kuning atau hiperbilirubinemia. Kondisi ini ditandai dengan tingginya kadar bilirubin dalam darah yang menyebabkan warna kulit dan mata bayi menguning.
Menurut dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K), seorang dokter anak subspesialis neonatologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), salah satu pemicu utama penyakit kuning pada bayi adalah dehidrasi, terutama pada bayi yang hanya mendapatkan air susu ibu (ASI) secara eksklusif dalam beberapa hari pertama setelah lahir, demikian dilansir Antara.
“Penyebabnya adalah keluar ASI rata-rata pada saat anaknya berusia 3-5 hari sehingga terjadi dehidrasi dari anak tersebut dan itu salah satu penyebab kuning,” jelas dr. Rosalina dalam sebuah webinar yang dipantau dari Jakarta.
Dehidrasi pada bayi menyebabkan bilirubin tidak dapat dikeluarkan melalui feses dan urin, sehingga justru diserap kembali oleh tubuh. Fenomena ini dikenal dengan istilah “breastfeeding jaundice.”
Namun, dr. Rosalina menegaskan bahwa kondisi ini bukan berarti ibu harus menghentikan pemberian ASI.
“Kalau minumnya banyak, bilirubin yang di feses dan urin akan keluar,” jelasnya. Memberikan ASI sebanyak mungkin justru membantu tubuh bayi memproses dan membuang bilirubin secara alami. Waspadai Penyakit Kuning Setelah 7 Hari.
Selain terjadi pada usia 3–5 hari, penyakit kuning juga bisa muncul setelah bayi berusia lebih dari tujuh hari. Kondisi ini diduga berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang terkandung dalam ASI ibu, dan dapat memengaruhi fungsi hati bayi dalam memproses bilirubin. Namun, mekanisme pastinya masih terus diteliti lebih lanjut.
Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami hiperbilirubinemia. Jika tidak ditangani dengan baik dan bilirubin sudah melewati sawar otak, maka bisa menyebabkan kerusakan otak permanen.
“Maka akan terjadi kerusakan otak yang bersifat permanen,” ujar dr. Rosalina.
Untuk mencegah kondisi tersebut, dr. Rosalina menyarankan agar ibu menyusui memenuhi kebutuhan nutrisi secara lengkap agar kualitas dan jumlah ASI yang diberikan dapat mendukung kesehatan bayi.