JAKARTA - Warga yang terdampak banjir diingatkan untuk mewaspadai penyakit akibat kencing tikus, leptospirosis yang ditularkan melalui paparan air atau tanah yang terkontaminasi bakteri Leptospira Interrogans.
"Leptospirosis ini sering terjadi di daerah dengan sanitasi buruk dan banjir," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ovi Norfiana dikutip dari Antara, Selasa (8/7).
Ovi menyampaikan penyakit leptospirosis di Indonesia bersifat endemis, sudah ada sejak tahun 1928. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 39 kasus leptospirosis hingga minggu ke-29 tahun 2025.
Kasus tertinggi tercatat terjadi di bulan Februari sebanyak 11 kasus, sementara pada Juli ini tercatat 1 kasus leptospirosis dari wilayah Cilincing, Jakarta Utara. Dinas Kesehatan DKI mengingatkan warga agar tak membiarkan diri dan anak bermain air banjir.
Dalam kesempatan berbeda, pakar kesehatan sekaligus Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan seseorang dengan luka kemudian bermain atau terendam air banjir yang tercampur dengan kotoran atau kencing tikus mengandung bakteri leptospira dapat berpotensi terinfeksi kemudian sakit.
Gejala klinis leptospirosis antara lain demam di atas 38 derajat Celcius, sakit kepala, badan lemah, nyeri betis hingga kesulitan berjalan, kemerahan pada selaput putih mata, kekuningan pada mata dan kulit.
Agar tak terkena penyakit tersebut, Tjandra menyarankan agar warga sebisa mungkin menekan dan menghindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar dengan selalu menjaga kebersihan.
Kemudian, sebaiknya hindari kontak dengan air banjir terutama jika mempunyai luka. Gunakan pelindung misalnya sepatu kalau terpaksa harus ke daerah banjir atau terkena air banjir.
Bermain di air banjir yang kotor dan bercampur dengan kotoran manusia, hewan, sampah serta lumpur dapat memicu masalah kulit seperti gatal-gatal dan infeksi kulit.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan banjir masih menggenangi 58 Rukun Tetangga (RT) yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat hingga Selasa siang.
Ketinggian air terus mulai surut dari awalnya terdapat lokasi yang terendam hingga 1,3 meter kini tertinggi berada di 80 sentimeter (cm).
Sedang Hangat
Leptospirosis Mengintai di Balik Banjir Ibu Kota

Baca Juga
Reporter
:
Joko Priyono
Penulis
:
Tiamo Braudmen
Editor
:
Eka Budiman

rendi_widodo
Penulis
No biography available.
Topik Terkait