Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel

Pemprov DKI Jadikan Balai Kota Galeri Seni

JAKARTA- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menjadikan pendopo dan ruangan di Balai Kota Jakarta sebagai galeri seni seniman-seniman, terutama seniman asal Betawi, yang diawali pelukis Betawi Sarnadi Adam.

"Hari ini kami mulai menampilkan perupa (seniman rupa) dari masyarakat Jakarta atau Betawi. Nanti kami akan buat kalender kegiatan untuk menjadikan pendopo ini atau balai kota ini galeri," ujar Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno di Balai Kota Jakarta, Senin (23/6).

Rano meyakini jumlah pelukis atau perupa di Jakarta apalagi yang berasal dari Betawi cukup banyak. Karena itu, dia menyediakan lebih banyak ruang bagi seniman untuk menampilkan karya, termasuk di Balai Kota Jakarta.

Terkait karya Sarnadi, Rano mengaku menyukainya karena memiliki karakter. Dia berpendapat, orang Betawi yang menjadi pelukis mungkin banyak, tetapi pelukis Betawi yang bergaya Betawi tidak banyak.

"Jujur saya suka. Ada karakter, ada ciri khas," ujar Rano memuji karya sang maestro.

Adapun pameran tunggal pelukis Betawi Sarnadi Adam mengambil tema "Dari Betawi untuk Jakarta". Selain di pendopo balai kota, karya sang seniman juga dipamerkan di depan Graha Ali Sadikin, Balai Kota Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Sarnadi Adam menyampaikan kesempatan mengadakan pameran di Balai Kota merupakan bentuk dukungan tidak hanya bagi seni lukis Betawi tetapi juga kebudayaan secara luas.

"Ini luar biasa. Baru kali ini anak Betawi yang berprofesi sebagai pelukis diundang oleh Pak Wagub. Ini dukungan yang luar biasa, tidak saja untuk seni lukis Betawi tapi untuk kebudayaan Betawi," kata dia.

Dia berharap dari sinilah nanti akan lahir para maestro-maestro di bidang kesenian dan kebudayaan Betawi.

Hotel Bintang Lima
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan 10 hotel bintang lima di ibu kota untuk menampilkan budaya Betawi dalam program “Balairung Sedaya”. Program ini dilakukan sebagai bagian dari penguatan identitas Jakarta sebagai kota global.

“Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, mau tidak mau, suka tidak suka, maka sebagai kota global yang saat ini masih menjadi ibu kota negara, salah satu identitas simbol utama Jakarta adalah Betawi,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Program "Balairung Sedaya" merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 10 hotel berbintang lima dalam pengembangan ruang seni dan budaya. Melalui program ini, hotel-hotel tersebut diwajibkan menampilkan unsur budaya Betawi secara nyata, mulai dari dekorasi, pelayanan, hingga kuliner.

Pramono pun berpesan agar program tersebut benar-benar dijalankan dan dibina dengan baik. “Begitu orang dari mana saja datang ke hotel-hotel, ada 10 Hotel berbintang lima, maka warna budaya Betawinya nampak sekali, bahkan makanannya pun akan menjadi makanan khas Betawi,” kata Pramono.

Khusus di Hotel Borobudur, makanan khas Betawi akan disajikan penuh selama dua bulan. Sementara penyambutan dan tampilan budaya Betawi akan diterapkan sepanjang waktu.

Saat Pramono hadir dalam acara Seremonial Penandatanganan Kesepakatan bersama dan Perjanjian Kerja Sama tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi di Hotel Borobudur, tampak beberapa ornamen khas Betawi seperti Kembang Kelapa pun sudah terpajang. Bahkan, staf hotel juga tampak mengenakan pakaian khas budaya Betawi.

Diketahui, kerja sama antara Pemprov dan hotel-hotel ini akan berlangsung selama lima tahun ke depan. Adapun sepuluh hotel bintang lima yang terlibat dalam program ini, yakni Hotel Borobudur Jakarta, Grand Sahid Jaya Jakarta, Hotel Pullman Jakarta, The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Kebayoran Park Hotel. Selain itu, Hotel JS Luwansa, Hotel Discovery Ancol, Hotel Bellezza, Hotel Ciputra Jakarta, dan Artotel Mangkuluhur Jakarta.

 

Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
faisal_rachman
faisal_rachman
Penulis
No biography available.