periskop.id - Pemerintah Provinsi Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jakarta melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk persiapan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi ekstrem.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jakarta, Isnawa Adji, menyampaikan, pelaksanaan OMC dilakukan sebagai tindak lanjut terhadap hasil analisis BMKG terkait potensi meningkatnya curah hujan di sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Operasi Modifikasi Cuaca ini merupakan langkah antisipatif Pemprov Jakarta untuk mengurangi potensi curah hujan ekstrem yang dapat menyebabkan genangan, banjir, maupun tanah longsor. Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi bagian dari strategi mitigasi bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan,” kata Isnawa, dalam keterangan tertulis, Rabu (5/11).

Isnawa menjelaskan, OMC akan dilaksanakan menggunakan pesawat Casa A-2114 milik TNI AU dengan dua sortie penerbangan yang masing pukul 11.30 WIB dan 14.30 WIB. Penerbangan dipimpin oleh Lettu Pnb Bintang, Kpt Pnb Fajar, dan Letda Pnb Krisna sebagai kru udara.

Lokasi penyemaian awan dalam OMC dilakukan, mulai dari wilayah Pandeglang, perairan barat daya Pandeglang, sampai perairan barat Kabupaten Serang. Adapun, penyemaian tersebut dilakukan di ketinggian terbang antara 8.000–10.000 kaki.

“Total bahan semai higroskopis (garam/NaCl) yang digunakan dalam operasi kali ini mencapai 1.600 kilogram,” tutur Isnawa.

Isnawa mengungkapkan, hasil observasi lapangan menunjukkan terpantau awan Stratocumulus di area target awal, yaitu Kabupaten Lebak sampai pesisir barat Provinsi Banten. Pada wilayah tersebut, awan-awan Cumulus (Cu) mulai tumbuh sehingga penyemaian dilakukan secara intensif di ketinggian sekitar 10.000 kaki.

Tim Isnawa juga mencatat ada presipitasi dengan intensitas ringan ketika pesawat melintasi wilayah Kabupaten Pandeglang bagian barat. Aktivitas tersebut menandakan bahan semai berhasil memicu pertumbuhan awan hujan di area yang ditargetkan.

Isnawa menambahkan, pelaksanaan OMC akan terus menyesuaikan dengan kondisi atmosfer harian yang dimonitor oleh BMKG. Pengawasan ini dapat memastikan efektivitas penyemaian dan dampaknya terhadap pengendalian curah hujan di wilayah Jakarta.

“Kami terus memantau perkembangan dinamika cuaca bersama BMKG dan TNI AU. Tujuannya agar curah hujan tidak terkonsentrasi di daratan Jakarta, tetapi dapat diurai di wilayah perairan sekitar, sehingga risiko banjir bisa ditekan,” ucapnya.

Kegiatan OMC berlangsung pada 5–10 November 2025 dipusatkan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, yang bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara (TNI AU).

Selain itu, BPBD Jakarta juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai angin kencang serta memastikan saluran air dan drainase lingkungan tetap bersih dari sampah untuk mengantisipasi genangan.