Periskop.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai antisipasi, untuk menghadapi banjir rob yang diprakirakan terjadi pada 5-10 November 2025. Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Sosial Chico Hakim mengatakan, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan strategi komprehensif untuk mengantisipasi banjir rob, dengan fokus pada pencegahan, mitigasi dan respon cepat.

“Untuk penyiagaan personel dan peralatan, Dinas SDA telah mengerahkan Pasukan Biru (tim tanggap darurat) secara penuh," kata Chico di Jakarta, Kamis (6/11). 

Penyiagaan personel difokuskan di tujuh wilayah rawan utama, yaitu Tanjungan, Muara Angke, Muara Baru, Pasar Ikan, Ancol Marina dan Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Kali Baru serta Marunda. Kemudian, 560 unit pompa permanen (stasioner) siaga operasional di 11 kelurahan wilayah pesisir termasuk Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit dan Ancol dengan kapasitas total 1,2 juta liter per menit.

Sebanyak 50 unit pompa portable (mobile) juga dikerahkan untuk drainase darurat. Saat ini, 95% pompa dalam kondisi prima setelah perawatan (maintenance) pada Oktober 2025. Saluran drainase utama di pesisir juga telah dikeruk sepanjang 15 kilometer (km) sejak 22 Oktober 2025 yang menghasilkan 1.500 karung lumpur.

Namun, drainase di Marunda dan Kali Baru masih rentan tersumbat akibat sedimentasi, sehingga tim rutin memantau dengan pesawat nirawak (drone). Secara keseluruhan, efektivitas drainase mencapai 85% dengan target peningkatan melalui sistem polder tertutup.

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) juga dilakukan untuk mengurangi potensi hujan ekstrem yang memperparah rob. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar modifikasi cuaca pada 5-10 November 2025 yang bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara (AU).

“Hal ini bertujuan untuk menurunkan intensitas hujan di wilayah utara Jakarta,” kata Chico.

Banjir Pesisir

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan banjir pesisir atau rob yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah utara DKI Jakarta dari 3 November hingga 12 November 2025. Laman Instagram BMKG @infobmkg di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, potensi banjir rob ini terjadi akibat adanya fenomena fase Perigee dan bulan purnama, Rabu (5/11/2025).

Fenomena tersebut berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum dan berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut. Banjir rob ini berpotensi terjadi pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, dan Pluit.

Kemudian, pesisir Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, dan Penjaringan. BMKG juga mengingatkan potensi banjir pesisir secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir Pantai, seperti aktivitas bongkar muat pelabuhan, pemukiman pesisir serta tambak garam dan perikanan.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," jelasnya.

Lokasi Pengungsian

Chico melanjutkan, sebanyak 257 lokasi pengungsian tersebar di Jakarta Utara dan Jakarta Timur, juga disiapkan dengan kapasitas 39.599 orang, termasuk gedung serbaguna, masjid dan sekolah. Prioritasnya adalah untuk warga rentan di 11 kelurahan rawan (seperti Kamal Muara dan Kapuk Muara).

Jika diperlukan, pengungsian akan dimulai 24 jam sebelum puncak rob (6 November) dengan transportasi gratis via bus TransJakarta.

Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan 200 unit toilet portabel siaga di titik pengungsian dan posko BPBD, dilengkapi sanitasi darurat (air bersih dan disinfektan). “Ini bagian dari paket logistik bencana yang mencakup makanan siap saji dan obat-obatan, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan,” kata Chico.