JAKARTA - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya menargetkan 130 ribu sambungan baru layanan air bersih di tahun 2025 atau hampir tiga kali lipat dari capaian tahun lalu.
"Sampai hari ini target kami di angka 130.000 sambungan yang dicapai di 2025. Kami mencapai di angka 47.000 sambungan untuk 2024," jelas Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (10/4).
Dia mengatakan, target ini harus tercapai agar pada tahun 2027 sambungan layanan pipa air bersih bisa 90% seperti permintaan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Adapun cakupan layanan air perpipaan di Jakarta per akhir tahun 2024 sebesar 70,29% atau naik tiga persen dibandingkan dengan tahun 2023. Dengan 70,29%, cakupan layanan air perpipaan atau pelanggan PAM Jaya sudah mencapai 958.000 orang.
"Kami sedang melakukan rapidly process construction (konstruksi secara cepat). Ini yang menjadi salah satu hal yang tantangan kami di PAM untuk segera menyelesaikan di tahun ini sehingga kemudian target 2027 bahkan Pak Gubernur meminta 2029 itu selesai 100%," ucap Arief.
Cakupan layanan air perpipaan 100% di Jakarta sebenarnya ditargetkan tercapai tahun 2030. Namun Gubernur Jakarta meminta dipercepat satu tahun lebih awal. Untuk menyelesaikan target, Arief mengatakan PAM Jaya melakukan sosialisasi pada masyarakat di area-area target. Namun dia tak merinci wilayah mana saja yang dimaksud.
"Kami akan kerja sama dengan wilayah sampai tingkat RW sekarang untuk mengumpulkan datanya," ujar Arief.
Di sisi lain, PAM Jaya membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pesanggrahan dan Ciliwung. Untuk IPA Pesanggrahan yang rencananya akan mulai beroperasi tahun 2026 dengan target penambahan pelanggan sebanyak 45 ribu.
Sementara untuk IPA Ciliwung, progresnya baru 2,25% setelah mulai groundbreaking pada November 2023 lalu. Setelah proyek rampung, ditargetkan PAM Jaya akan memiliki 15 ribu tambahan pelanggan baru.
Siklus Air Bersih
Sebelumnya, Ahli Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengingatkan pentingnya menjaga keberlangsungan siklus air bersih secara berkelanjutan agar sumber-sumber air baku dapat terus terjaga. Nirwono mengatakan, ada empat hal yang penting harus dilakukan segera agar kebutuhan air bersih dapat terpenuhi dengan baik.
"Pertama, perlu dilakukan regenerasi/pembenahan badan sungai dari hulu ke danau-embung-waduk. Kedua, merevitalisasi badan air, situ, danau, embung, dan waduk," serunya.
Ketiga, lanjut Nirwono yang ditunjuk sebagai Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota, menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan keempat adalah konservasi perlindungan hutan lindung.
Direktur Pelayanan Perumda PAM Jaya, Syahrul Hasan mengatakan, kelestarian sumber-sumber air bersih perlu dijaga karena PAM Jaya menargetkan pada 2030 cakupan layanan air bersih mencapai 100%.
"Pada tahun 2023 berhasil direalisasikan sebanyak 12.663 sambungan rumah (SR) dan di tahun 2024 mencapai 46.196 SR. Sementara, pada tahun ini ditargetkan dapat terealisasi sebanyak 10.073 SR," ujarnya.
Menurut dia, PAM Jaya juga melakukan solusi cepat untuk mengatasi daerah dengan kategori low supply dengan membuat reservoir komunal (tempat penampungan air bersih) agar layanan pemenuhan air bersih warga tetap optimal.
"Kita sudah ada Reservoir Komunal Tambora, Gandaria Utara, Duri Kosambi, Marunda, Cilincing, Taman Sari, dan Reservoir Komunal Waduk Pluit," paparnya.
Syahrul menambahkan, sejumlah strategi juga dilakukan untuk penurunan "Non Revenue Water" (NRW). Strategi tersebut yakni, melakukan penambahan atau penyempurnaan sistem monitoring.
"Untuk penyempurnaan dilakukan pada 291 inlet PA/PC dan 314 District Meter Area (DMA). Sedangkan, penambahan dilakukan untuk 81 inlet PA/PC," kata dia.
Selain itu, lanjut Syahrul, PAM Jaya juga melakukan pembangunan atau penyempurnaan DMA. Penyempurnaan dilakukan pada 198 DMA dan pembangunan atau penambahan sebanyak 103 inlet PA/PC.
"Kami juga melakukan rehabilitasi jaringan distribusi sepanjang 2.590 kilometer. Kemudian merehabilitasi 180.000 sambungan dan penggantian meter mencapai 451.724 unit. Tidak kalah penting, kami melakukan decommisioning pipa sepanjang 3.022 kilometer," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Andi Wijaya atau akrab disapa Adjie Rimbawan menuturkan, diskusi tentang air bersih ini menjadi penting karena air menjadi kebutuhan primer.
"Tidak hanya persoalan di hilir, namun kita juga perlu membahas dan mencari solusi permasalahan yang ada di hulu agar layanan air bersih bagi warga Jakarta terpenuhi dengan baik. Menjadi ironi tentu jika di Jakarta sebagai Ibukota belum semua warganya mendapatkan akses air bersih yang baik melalui jaringan perpipaan," ucapnya.
Adjie berharap diskusi "The Series" yang diadakan bertepatan di bulan Ramadan 1446 Hijriah dengan menghadirkan narasumber berkompeten ini dapat memberikan masukan kepada PAM Jaya sekaligus mengedukasi masyarakat.
"Semoga kita semua dapat menjaga kelestarian alam dan lingkungan agar kebutuhan air baku tercukupi. Kemudian, tidak menggunakan air tanah karena dapat memicu penurunan tanah (land subsidence) yang jika ini dilakukan terus menerus bukan mustahil Jakarta akan tenggelam karena daratan di pesisir utara Jakarta sudah lebih rendah dari muka air laut," kata Adjie.