Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel

Menyelisik Minat Orang Indonesia Pada Kisah Haji Orang Kecil

JAKARTA - Berbagai isu tentang haji akan melonjak jelang puncak musim haji di Tanah Air tiap tahun. Mulai dari biaya terkini, risiko kesehatan, hingga kisah-kisah orang kecil yang akhirnya berkesempatan berangkat ke tanah suci setelah mengumpulkan uang sekian tahun lamanya.

Mengutip Antara, fenomena orang-orang kecil yang berhasil menunaikan ibadah haji selalu menarik di Indonesia karena mencerminkan ketekunan, kesabaran, dan semangat dalam mewujudkan mimpi spiritual mereka.

Salah satu yang terbaru diangkat media adalah seorang loper koran di Banyuwangi yang akhirnya bisa berangkat haji setelah menabung selama 15 tahun dari hasil menjual koran. Kisah seperti ini menginspirasi banyak orang karena menunjukkan bahwa ibadah haji bukanlah hal yang eksklusif untuk mereka yang secara finansial berlebih.

"Saya jualan koran (loper) sudah 15 tahun, pekerjaan ini saya jalani dengan ikhlas, dan uang dari jualan koran saya tabung untuk pergi haji," kata calon haji 2025, Dulhari (88) sesaat sebelum diberangkatkan ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa (13/5).

Dia mengaku telah menjalani pekerjaan sebagai loper koran selama 15 tahun dan tiap hari calon haji itu mangkal di perempatan jalan Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi (MAB).

Dulhari menceritakan, setiap hari tak pernah absen menjajakan koran di pinggir jalan, dari penghasilan yang pas-pasan, dia menabung sedikit demi sedikit.

Pada akhirnya pandangan tentang bagaimana beribadah yang membutuhkan biaya besar mungkin terasa biasa saja bagi yang benar-benar mampu, namun akan menjadi spesial jika ibadah ini dilakukan oleh orang-orang yang kaya akan niat dan gigih berusaha.

Terlepas dari biaya yang tak sedikit, pandangan tentang ibadah haji sebagai pencapaian spiritual dan sosial yang penting di kalangan masyarakat pun menjadi dorongan tersendiri bagi orang-orang kecil ini. Tradisi menyematkan Gelar "Haji" atau "Hajah" kepada mereka yang telah menunaikan ibadah ini sedikit banyak tentu menjadi motif, khususnya di kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Tak hanya sekadar mampu mengumpulkan uang, fenomena unik seperti perjalanan haji dengan berjalan kaki atau menggunakan perahu galon juga menuai perhatian publik dan terus menjadi perdebatan. Beberapa melihatnya tanpa prasangka sebagai bentuk keteguhan iman, sementara sisanya menilai hanya sebagai aksi mencari sensasi.

Faktanya, sekalipun kisah-kisah haji orang-orang kecil ini sedari dulu menjadi tema feature menarik bagi industri media massa di musim haji, di era digital media sosial justru menjadi penggangung utama tersebarnya kisah-kisah haji orang kecil dari berbagai pelosok negeri.

Media sosial sangat berpengaruh dalam menyebarkan informasi tentang orang-orang kecil yang akhirnya mampu berangkat haji. Platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok memungkinkan kisah-kisah inspiratif ini untuk terus tergulung algoritma dan viral menjangkau audiens yang lebih luas.

Berdasarkan data Goodstats, Indonesia menempati peringkat kedua di Asia dalam hal keaktifan menggunakan media sosial. Rata-rata penduduk Indonesia menggunakan 8,4 jenis media sosial setiap bulannya. Di mana ada 191 juta orang (73,7% populasi) yang tenggelam dalam interaksi harian lewat media sosial pada tahun 2024.

Selain itu, dalam daftar negara dengan ketergantungan terbesar pada media sosial, Indonesia juga masuk dalam 10 besar. Ini menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, lebih dari sekedar fungsi hiburan atau komunikasi, bahkan penggunanya pun tak jarang hanya 'disuapi' tren yang tak ada di minat pencarian mereka sebelumnya, termasuk fenomena haji orang kecil ini.

Dengan adanya media sosial, kisah-kisah seperti ini tidak hanya menjadi inspirasi bagi banyak orang tetapi juga mendorong diskusi tentang aksesibilitas ibadah haji bagi berbagai lapisan masyarakat.

Jadi, jika memang benar kita sedari dulu selalu tergugah dan berminat dengan kisah-kisah inspiratif tentang ketekunan orang kecil mengejar mimpi berhaji, di masa kini pun minat itu dimanjakan dengan aliran deras informasi di media sosial yang bisa kita temukan lewat mengetuk logo platform media sosial favorit kita di smartphone masing-masing.

Baca Juga
Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
rendi_widodo
rendi_widodo
Penulis
No biography available.
Komentar (2)
1000 karakter tersisa
Avatar
Haji Yunus
3 Jam Yang Lalu
Siaaaaaaaaap

Avatar
Margono
7 Jam Yang Lalu
Anggota boleh bawa senjata, asalkan