periskop.id - Nissan Motor Co. bersiap meluncurkan generasi terbaru mobil listrik andalannya, Leaf EV, di pasar domestik Jepang pada 17 Oktober mendatang. Perubahan besar dilakukan, termasuk transformasi desain dari hatchback menjadi crossover, dengan harapan mampu mendongkrak penjualan yang belakangan melemah.

Model generasi ketiga ini ditawarkan dengan harga awal 5,19 juta yen atau sekitar Rp562 juta, lebih rendah dibandingkan model sebelumnya yang dijual 5,25 juta yen. Nissan menargetkan konsumen akan tertarik pada peningkatan signifikan dari sisi jarak tempuh maupun efisiensi pengisian daya.

Melansir Antara, Kamis (9/10) Leaf terbaru diklaim mampu menempuh jarak hingga 702 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Selain itu, baterai dapat diisi dari 10 persen hingga 80 persen hanya dalam waktu 35 menit menggunakan pengisi daya cepat. Peningkatan ini berarti jarak tempuh 50 persen lebih jauh dan waktu pengisian 15 menit lebih singkat dibandingkan model sebelumnya.

Kepala Spesialis Produk Nissan, Keiji Endo, menyambut persaingan ketat di pasar kendaraan listrik Jepang. “Kami menyambut baik semakin banyaknya pemain baru di pasar karena hal itu akan meningkatkan minat konsumen,” ujarnya dalam konferensi pers.

Peluncuran di Jepang ini mengikuti debut Leaf terbaru di Amerika Serikat, dan akan disusul peluncuran di Eropa pada musim semi mendatang. Namun, Nissan menegaskan tidak memiliki rencana untuk menjual model ini di China, meski negara tersebut merupakan pasar otomotif terbesar di dunia.

Manajer Pemasaran Utama Nissan, Akira Teranishi, menekankan pentingnya inovasi ini untuk menarik konsumen. 

“Kami berharap peningkatan daya tahan baterai dan waktu pengisian yang lebih singkat akan menarik minat konsumen di Jepang... jika tidak, kami hanya akan menyasar pangsa kecil sekitar 2%,” katanya, merujuk pada porsi mobil listrik di pasar Jepang yang masih minim.

Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2010, Nissan telah menjual sekitar 700 ribu unit Leaf di seluruh dunia. Dengan hadirnya generasi terbaru ini, Nissan berharap dapat memperkuat posisinya di tengah persaingan ketat dengan produsen global seperti Tesla, BYD, dan Hyundai, sekaligus mengembalikan tren penjualan yang sempat menurun.