JAKARTA - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) membuka penjualan tiket laga Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, melalui situs Kita Garuda ID, Senin (19/5) pekan depan.
"Tanggal 19 Mei kami akan buka lagi (penjualan tiket) di Kita Garuda ID untuk sisa 20 %," kata Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga dalam rekaman suara di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (16/5).
Ia menjelaskan, dari total kapasitas Stadion GBK sebanyak 76 ribu, PSSI menyiapkan tiket untuk 70 ribu kursi penonton yang akan menyaksikan laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 itu. Pada tahap pertama penjualan tiket melalui aplikasi Livin' by Mandiri, jumlah tiket yang terjual sebanyak 80% untuk semua kelas tiket dari 70 ribu kursi yang disiapkan.
"(penjualan tiket) Kemarin yang untuk 80% sudah sold out dalam waktu lima setengah jam," serunya.
Selanjutnya, PSSI akan membuka lagi penjualan tiket untuk sisa kuota 20%. Arya menjelaskan, perburuan tiket akan meningkat karena kapasitas kuota semakin kecil.
"Jadi silahkan bagi suporter Indonesia kembali berburu tiket melalui Kita Garuda ID pada 19 Mei," ucapnya.
Seperti diketahui, Indonesia akan menjamu China di SUGBK pada 5 Juni mendatang. Laga ini penting bagi skuad Garuda untuk membuka peluang lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
Setelah menjamu China, tim asuhan pelatih Patrick Kluivert akan bertandang ke Jepang pada 10 Juni. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat empat grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan mengoleksi 9 poin, di bawah Arab Saudi (10 poin), Australia (13 poin), dan pemimpin klasemen Jepang (20 poin). Sedangkan China berada pada peringkat enam dengan 6 poin, sama dengan Bahrain yang kalah selisih gol.
Terima Sanksi
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengajak suporter timnas sepak bola Indonesia lebih santun dalam memberikan dukungan agar terhindar dari kerugian seperti sanksi terhadap federasi sepak bola Indonesia.
"Tetap, kita harus mengedepankan kultur asli kita yaitu kesantunan," kata Dito Ariotedjo kepada awak media di Jakarta, Rabu, menanggapi sanksi FIFA (Federation Internationale de Football Association (FIFA) terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
PSSI mendapat sanksi dari FIFA imbas perilaku diskriminatif suporter ketika timnas Indonesia menjamu timnas Bahrain pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga di Stadion GBK, Jakarta, Maret.
Sanksi yang diterima berupa denda senilai Rp400 juta dan harus mengurangi sekitar 15% dari kursi yang tersedia pada pertandingan kandang selanjutnya. Menpora mengatakan, telah memantau sanksi yang diberikan dan menurutnya, sanksi tersebut merupakan sanksi administratif yang masih ringan untuk diselesaikan PSSI.
Ia memahami euforia dan semangat bersatu masyarakat untuk mendukung timnas Indonesia yang sedang berjuang lolos ke Piala Dunia 2026 sangat tinggi. Namun, lanjutnya, dukungan terhadap timnas harus diberikan dengan cara-cara yang pantas sehingga tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan.
"Itu harus menjadi evaluasi dan juga edukasi kembali," serunya.
Menpora mengatakan, perilaku diskriminatif dari suporter Indonesia kemungkinan dipicu karena merasa mendapatkan ketidakadilan saat Indonesia bertandang ke markas Bahrain"Jadi pastinya ini saya rasa fenomena yang baru untuk masyarakat kita dan pastinya seiring waktu akan makin dewasa," ucapnya.
Meski demikian, Menpora menginginkan agar suporter Indonesia terus memberikan dukungan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia terutama kesantunan.
"Jadi (kesantunan) itu yang harus kita perlihatkan agar dunia tahu bagaimana ramahnya Indonesia," tandasnya.