Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel

Kemenhut Translokasi Sejumlah Badak Jawa untuk Pembiakan

JAKARTA - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) tengah menyiapkan translokasi beberapa individu badak jawa (Rhinoceros sondaicus) ke area penangkaran khusus di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) untuk program pengembangbiakan.

Mengutip Antara, Kamis (5/6), Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko menjelaskan perlunya dilakukan translokasi untuk program pengembangbiakan guna membantu meningkatkan keanekaragaman genetik populasinya.

"Kondisi populasi badak jawa di alam ada indikasi penurunan varietas genetik. Sehingga translokasi ke JRSCA juga dapat membantu mencegah terjadinya inbreeding dan memperkuat ketahanan genetik populasi badak jawa," jelasnya.

Dia mengatakan proses translokasi itu sendiri dilaksanakan dengan dukungan TNI AL, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan sejumlah mitra konservasi lainnya.

Translokasi direncanakan dari habitat alami badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang. Keduanya masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer dengan melintasi laut.

Untuk mempersiapkan proses itu, Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir menggelar simulasi penggunaan Ranpur Kapa K-61 di Jakarta pada Rabu (28/5), guna menguji kemampuan angkut kandang badak jawa melintasi laut.

"Simulasi ini penting untuk memastikan proses translokasi berjalan aman dan minim risiko, mengingat jarak tempuh lintas laut cukup panjang," kata Satyawan.

Terkait hal tersebut, Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor (Mar) Bayhaky C. Chipta, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari kesiapsiagaan TNI AL dalam mendukung evakuasi satwa liar saat terjadi bencana alam seperti tsunami, letusan gunung, atau kebakaran hutan.

Ranpur K-61 diuji kemampuannya dalam membawa kandang transportasi dengan memperhatikan aspek keselamatan, kestabilan, dan efisiensi mobilisasi di laut maupun darat.

Kandang transportasi yang digunakan dalam simulasi dirancang khusus agar memenuhi standar kenyamanan dan keamanan satwa, dilengkapi sistem ventilasi serta penyangga untuk meminimalisir guncangan.

Kandang itu memiliki berat sekitar 1 ton, sementara berat badak Jawa yang disimulasikan mencapai 1,6 ton.

Simulasi ini menunjukkan bahwa Ranpur Kapa K-61 sangat layak digunakan untuk translokasi badak jawa, membuka harapan baru dalam upaya konservasi spesies langka ini di habitat yang lebih aman dan terkontrol.

Baca Juga
Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
rendi_widodo
rendi_widodo
Penulis
No biography available.
Topik Terkait