JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf menyatakan seluruh siswa Sekolah Rakyat, baik jenjang SD, SMP, maupun SMA, akan difasilitasi penggunaan tablet atau gawai khusus untuk mendukung proses belajar mengajar.
“Ya, untuk semua jenjang: SD, SMP, dan SMA,” kata Saifullah di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan tablet tersebut dirancang khusus untuk kepentingan belajar dan akan dipinjamkan kepada siswa selama masa pendidikan. “Sementara untuk kepentingan belajar dulu. Nanti kita lihat sampai dia lulus,” ujarnya.
Ia menegaskan, penggunaan tablet itu telah diatur bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) agar konten negatif dapat diblokir dan siswa hanya bisa mengakses materi pembelajaran.
“Pasti ini disetting khusus. Gak bisa digunakan, selain untuk kepentingan belajar. Kita sudah kerja sama dengan Komdigi dan Insya Allah akan diseleksi secara ketat,” katanya.
Menurut Saifullah, penyediaan tablet menjadi bagian dari fasilitas pendukung Sekolah Rakyat yang disiapkan pemerintah, agar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem tetap mendapat akses belajar berbasis digital yang setara.
Program Sekolah Rakyat pertama ditargetkan mulai berjalan pada tahun ajaran baru 2025/2026, yakni 14 Juli 2025. Seluruh biaya pendidikan, asrama, makan, hingga sarana belajar seperti tablet ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.
Tahap pertama Sekolah Rakyat akan dimulai di 100 lokasi dari ujung barat Aceh hingga timur Papua. Diperkirakan ditahap ini Sekolah Rakyat dapat menampung lebih dari 9.700 siswa keluarga prasejahtera dari berbagai daerah itu.
Pemerintah juga telah menyiapkan tahap kedua Sekolah Rakyat di sekitar 100 lokasi tambahan. Di antaranya memanfaatkan aset dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
“Yang 100 titik lagi, sekarang sudah kita temukan 94 titik. Dalam minggu ini juga kita akan mulai rekrutmen siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Insya Allah bisa menampung lebih dari 10 ribu siswa,” ujar Saifullah Yusuf.
Menurut dia, nantinya total Sekolah Rakyat yang akan beroperasi pada tahun ini ditargetkan mencapai kisaran 200 titik. “Yang 100 titik pertama di 14 Juli, nanti ada beberapa titik tambahan yang Insya Allah bisa ikut mulai di tanggal 14 Juli. Sebagian lagi mungkin di akhir Juli, tergantung kesiapan sarana-prasarananya,” beber Mensos.
Asal tahu saja, Program Sekolah Rakyat disiapkan sebagai bentuk kebijakan afirmatif pemerintah untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Seluruh biaya pendidikan, asrama, makan, dan kebutuhan dasar siswa ditanggung penuh oleh negara.
Mensos menambahkan, saat ini seluruh proses persiapan, termasuk rekrutmen tenaga pendidik dan kepala sekolah, terus dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait agar dapat berjalan sesuai target.
“Cukup jelas saya kira, kita sedang mengejar agar anak-anak dari keluarga miskin punya kesempatan belajar dengan layak, mulai tahun ajaran baru ini,” imbuhnya.
Akses Internet
Terkait dengan penggunaan tablet sebegai media ajar, sebelumnya pemerintah menjamin eksistensi akses internet di pelosok negeri. Hal ini agar dapat memastikan anak-anak muda Indonesia terkoneksi dan merasakan manfaat pendidikan melalui pemerataan infrastruktur digital.
"Kalau internetnya sudah sampai, anak-anak kita jangan khawatir. Mereka pasti bisa berkembang lewat digitalisasi, apalagi dengan adanya Sekolah Rakyat yang luar biasa ini," ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi Wayan Toni Supriyanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (30/6).
Ia menegaskan, pendidikan digital dapat terwujud tidak hanya didukung perangkat dan jaringan, tapi soal keadilan sosial untuk memastikan semua anak Indonesia memiliki peluang yang sama untuk belajar dan maju. Kehadiran internet cepat dalam Sekolah Rakyat menjadi bukti bahwa transformasi digital tidak boleh meninggalkan siapa pun.
Pemerintah terus mendorong agar setiap anak bangsa memiliki akses setara terhadap pendidikan berkualitas. “Ini berkat Pak Prabowo dan Pak Gibran dan semua para pimpinan kita sehingga ini bisa terlaksana,” kata Wayan.
Dengan infrastruktur digital sebagai tulang punggung, Kementerian Komdigi berupaya mendukung Sekolah Rakyat, agar bisa mencetak generasi unggul untuk Indonesia Emas 2045.
Pada Sabtu (28/6), Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menindaklanjuti Program Prioritas Presiden Prabowo Subianto, dengan menyerahkan langsung bantuan layanan internet cepat bagi dua Sekolah Rakyat (SR) di Daerah Istimewa Yogyakarta“Sekolah ini nanti didesain sesuai arahan Bapak Presiden adalah sekolah dengan smart school, di mana semuanya sangat tergantung juga dengan layanan internet yang diberikan oleh teman-teman Komdigi,” kata Meutya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengungkapkan, dua sekolah rakyat yang kini tersambung dengan internet kecepatan tinggi akan segera memulai kegiatan belajar-mengajar. Diketahui, SR Kabupaten Bantul menerima layanan internet dengan kecepatan 100 Mbps untuk mendukung 75 siswa dari tiga rombongan belajar.
Sedangkan SR Kabupaten Sleman mendapat dukungan internet dengan kecepatan 200 Mbps yang akan digunakan oleh 200 siswa dari lima kabupaten/kota di DIY.