Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel

Bomber B-2, Pesawat Siluman AS yang Tembus Situs Nuklir Iran

JAKARTA - Amerika Serikat dilaporkan telah mengerahkan enam pesawat pengebom siluman B-2 ke Pulau Guam di Pasifik Barat pada Sabtu (21/6), demikian dilansir Antara. Menurut laporan Fox News, pesawat itu mengisi ulang bahan bakar setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Whiteman di Missouri, yang mengindikasikan bahwa mereka membawa muatan berat, yang kemungkinan besar bom penghancur bunker.

Langkah ini langsung dikaitkan dengan meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Iran, menyusul serangan udara Israel ke berbagai fasilitas di Iran, termasuk militer dan nuklir, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 430 orang. Iran membalas dengan serangan yang menewaskan puluhan warga Israel.

Salah satu target yang paling disorot adalah situs nuklir Fordow, yang terletak di dalam gunung sekitar 100 km dari Teheran dan terkubur sedalam 80–90 meter di bawah tanah. Fordow dikenal sebagai fasilitas nuklir paling aman milik Iran, dan para pakar menilai hanya Amerika Serikat – dengan bomber seperti B-2 Spirit – yang punya kapabilitas militer untuk menyerangnya secara efektif.

Bomber B-2, Simbol Dominasi Udara
Bomber B-2 adalah pesawat pengebom siluman generasi baru yang dikembangkan oleh Northrop Grumman Dirancang bersama tim kontraktor Boeing, GE Aircraft Engine Group, Hughes Radar Systems, dan Vought Aircraft Industries.

B-2 merupakan tonggak penting dalam modernisasi sistem pengeboman strategis AS. sebagai bagian dari modernisasi sistem pengeboman strategis AS. Pesawat ini adalah simbol dari supremasi udara AS, dengan kemampuan menembus sistem pertahanan udara canggih dan menyerang target bernilai tinggi secara presisi.

Dengan bentuk sayap terbang dan desain minim jejak radar, B-2 mampu menembus wilayah musuh tanpa terdeteksi. Pesawat ini juga dapat membawa muatan hingga 18 ton senjata konvensional maupun nuklir, termasuk MOAB (Massive Ordnance Air Blast) – bom konvensional terbesar AS.

Teknologi Siluman Membuatnya Tak Terlihat
B-2 Spirit dirancang dengan bentuk sayap terbang, lebar sayap 52 meter, dan panjang sekitar 21 meter. Dengan empat mesin General Electric F118-GE-100, pesawat ini mampu membawa muatan hingga 40.000 pon (18 ton) senjata, baik konvensional maupun nuklir.

Kemampuannya menembus pertahanan udara musuh berasal dari desain siluman yang menyatu antara material komposit, lapisan khusus, bentuk aerodinamis, dan jejak elektromagnetik rendah. Hal ini membuat B-2 sangat sulit terdeteksi oleh radar, visual, akustik, bahkan inframerah sekalipun.

Jangkauan Global dan Fleksibilitas Strategis
Dengan jarak jelajah 9.600 kilometer tanpa pengisian ulang, B-2 bisa menyerang dari AS ke Timur Tengah tanpa perlu transit. Bahkan sejak operasi pertamanya di Kosovo (1999), B-2 telah digunakan dalam berbagai konflik besar: Afghanistan, Irak, Libya, dan terbaru dalam misi pengeboman ke fasilitas bawah tanah Houthi di Yaman (2024).

Pesawat ini telah mencapai status operasional penuh sejak tahun 2003, dan kini berada di bawah komando Air Force Global Strike Command. Dari total 21 unit yang diproduksi, 20 unit aktif digunakan untuk misi dan pelatihan.

Kekuatan AS di Timur Tengah
Kehadiran B-2 di Guam bukan hanya rotasi rutin. Dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran pasca serangan dan serangan balasan di bulan Juni 2025, B-2 menjadi bagian dari opsi militer AS jika intervensi diperlukan.

Pakar pertahanan menilai bahwa hanya pesawat seperti B-2 yang punya peluang menghancurkan situs seperti Fordow, yang dibangun sekitar 90 meter di bawah permukaan tanah. Penggunaan B-2 juga merupakan bentuk "diplomasi militer udara" yang memperingatkan bahwa tidak ada tempat yang aman dari jangkauan kekuatan udara AS.

Keputusan AS untuk mengerahkan B-2 merupakan sinyal keras kepada Iran dan dunia bahwa dominasi udara AS terbilang tak tertandingi. Dengan kemampuan tembus bunker, daya jangkau interkontinental, dan tingkat deteksi hampir nol, B-2 bukan sekadar pesawat pengebom, tapi diklaim sebagai alat diplomasi militer bersayap.

Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
rendi_widodo
rendi_widodo
Penulis
No biography available.