periskop.id - Harga emas turun pada Kamis (Jumat waktu Jakarta) setelah investor mencerna laporan ketenagakerjaan AS untuk September. Laporan tersebut menunjukkan angka pekerjaan lebih tinggi dari perkiraan dan menurunkan peluang pemangkasan suku bunga pada Desember.

Melansir Reuters, Jumat (21/11), harga emas spot turun 0,6% menjadi $4.058,29 per ounce pada pukul 13:45 ET (18:45 GMT). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,6% menjadi $4.060 per ounce.

Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang dinanti-nantikan, tertunda akibat penutupan pemerintah, menunjukkan bahwa tenaga kerja non-pertanian naik 119.000 pada September, lebih dari dua kali lipat perkiraan sebelumnya sebesar 50.000.

“Data ini pada dasarnya mengonfirmasi apa yang dibahas The Fed pada Oktober, pasar tenaga kerja melambat tetapi tetap stabil. Pemangkasan suku bunga pada Desember kini tampak semakin tidak mungkin,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Senior Strategist Logam di Zaner Metals.

Menurut dia, kondisi ini memberi tekanan pada harga emas. Para pedagang kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga bulan depan hampir 40%. Emas, sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga, biasanya berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.

Akibat penutupan pemerintah (shutdown), Biro Statistik Tenaga Kerja AS membatalkan rilis laporan Oktober dan akan menggabungkannya dengan data November. Laporan gabungan ini dijadwalkan keluar pada 16 Desember, setelah pertemuan The Fed berikutnya.

Sementara itu, risalah pertemuan The Fed bulan Oktober yang dirilis Rabu lalu menunjukkan bahwa pembuat kebijakan menurunkan suku bunga meski memperingatkan bahwa langkah ini bisa meningkatkan risiko inflasi dan menurunkan kepercayaan publik terhadap bank sentral.

Emas, yang selama ini dikenal sebagai aset safe haven, telah naik 55% sepanjang tahun ini, mencapai rekor tertinggi $4.381,22 pada 20 Oktober.

Meski sempat terkonsolidasi, UBS menaikkan target harga emas pertengahan tahun 2026 sebesar $300 menjadi $4.500 per ounce, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, risiko geopolitik yang tetap tinggi, serta permintaan kuat dari bank sentral dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF).

Di sisi logam lain, harga perak spot turun 1,7% menjadi $50,47 per ounce, platinum turun 2,3% menjadi $1.510,70, dan palladium turun 0,1% menjadi $1.379.