periskop.id - Pengamat ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Imron Mawardi, menilai penambahan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) bukanlah solusi untuk mengatasi kelangkaan BBM di SPBU swasta. Menurutnya, langkah tersebut justru berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian nasional.
“Tidak bagus untuk perekonomian kita. Karena menguras devisa, akan mengganggu nilai tukar rupiah,” ujar Imron mengutip Antara, Kamis (18/9).
Ia menegaskan, kebijakan impor yang berlebihan dapat memperburuk neraca perdagangan Indonesia.
Imron mengingatkan bahwa SPBU swasta sebenarnya sudah memperoleh tambahan kuota impor sebesar 10%.
“SPBU swasta dapat izin untuk impor, karena impor mereka kan berdasarkan proyeksi tahun sebelumnya. Jadi biasanya begitu permintaannya,” jelasnya.
Ia memaparkan, kebutuhan BBM nasional saat ini mencapai sekitar 1,6 juta barel per hari. Dari jumlah tersebut, produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 600 ribu barel, sehingga sisanya, sekitar 900 ribu barel harus dipenuhi melalui impor. Menurutnya, angka ini sudah dapat diprediksi dan direncanakan dengan baik.
Karena itu, Imron mendorong SPBU swasta untuk menyusun perencanaan yang lebih matang agar kelangkaan BBM tidak terulang. Ia menambahkan, di setiap wilayah seharusnya sudah ada pemetaan kebutuhan BBM sehingga total permintaan tidak berubah secara signifikan.
Menanggapi isu monopoli oleh Pertamina, Imron menegaskan bahwa pemerintah telah membuka peluang bagi swasta untuk berpartisipasi di sektor hulu maupun hilir migas.
“Begitulah persaingan bisnis karena memang dibebaskan baik di hulu maupun di hilirnya, tidak lagi dimonopoli Pertamina seperti dahulu. Namun demikian, pemerintah harus tetap memegang kendali, termasuk izin impor,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa jika SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina, hal itu justru mengurangi margin keuntungan BUMN energi tersebut karena harus menjual di bawah harga eceran agar mitra swasta tetap memperoleh laba.
Menurutnya, persaingan di sektor hilir yang kompetitif seharusnya mendorong semua SPBU, termasuk Pertamina, untuk meningkatkan kualitas layanan demi kepuasan konsumen.
Tinggalkan Komentar
Komentar