Periskop.id - Pergerakan wisatawan di dalam Kota Jakarta tahun 2024 menunjukkan jumlah yang signifikan, yakni mencapai belasan juta. Namun, durasi mereka tinggal masih tergolong rendah.

"Pada tahun 2024 data BPS menyebutkan rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara hanya dua hari dan wisatawan nusantara hanya 1,53 hari," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Andhika Permata dalam "JEF Dialogue: Unlocking Jakarta’s Potential Through Tourism and Creative Economy" di Jakarta, Selasa (23/9).

Adapun pergerakan data wisatawan dengan durasi enam jam dihitung menggunakan "Mobile Positioning Data" (MPD) di Jakarta Selatan mencapai 25.136.516 perjalanan. Diikuti Jakarta Pusat sebanyak 17.573.137 perjalanan.

Selanjutnya, Jakarta Timur (14.510.856 perjalanan), Jakarta Barat (13.045.578 perjalanan), Jakarta Utara (13.211.253) dan Kepulauan Seribu (182.305). "Data perjalanan tersebut ternyata tidak berbanding positif dengan lama tinggal wisatawan di Jakarta yang tergolong masih rendah," ujar Andhika.

Menurut dia, selama ini sejumlah upaya sudah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk meningkatkan durasi tinggal wisatawan di Jakarta. Di antaranya, promosi wisata di dalam dan luar negeri serta melalui media sosial. Namun, dia mengakui semua ini belum cukup dan membutuhkan saran dari berbagai pihak.

Akses Transportasi

Dalam kesempatan yang sama, kreator konten khususnya bidang pariwisata Kadek Arini berpendapat, kemudahan akses transportasi dapat menjadi alasan wisatawan lebih lama tinggal di suatu wilayah atau kota. Dia mengatakan akses transportasi yang mudah menjadi alasannya melancong berkali-kali ke Tokyo (Jepang) dan selalu ingin tinggal lebih lama di sana.

"Begitu sampai di Haneda atau di Narita, langsung disambut tourism center. Kita bisa langsung tanya-tanya di sana, langsung dipandu," serunya.
Selain itu, keramahan masyarakat setempat, kuliner yang lezat serta sejumlah lokasi wisata yang gratis seperti taman juga menjadi faktor yang ikut berperan.

"Jadi kita ke Jepang, tiket sudah mahal pastinya, hotel sudah mahal. Tapi banyak tempat-tempat gratis yang juga bisa dinikmati. Ada tempat yang kita bisa menikmati 'city view' tanpa harus mengeluarkan uang," ujarnya.