periskop.id - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menekankan esensi komunikasi digital saat ini terletak bukan hanya pada penerapan teknologi mutakhir. Melainkan pada pemberdayaan manusia agar terciptanya peluang bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Dalam kebijakan transformasi digital, tiga langkah strategi yang tengah ditempuh Pemerintah yakni terciptanya ekosistem digital yang inklusif, percepatan inovasi dan efisiensi, serta mencetak talenta digital unggul.
"Transformasi digital bukan urusan teknologi saja, tapi tentang manusianya, tentang kesempatan yang adil bagi semua dari kota hingga pelosok," kata Meutya, dikutip Senin (3/11).
Saat ini, Pemerintah terus mengupayakan terbentuknya sistem digital yang inklusif mumpuni, inovatif, dan efisien. Tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi fokus pada pengembangan sumber daya manusia yang berdaya saing di era digital.
"Manusia juga menjadi bagian, yakni bagian dari infrastruktur digital yang penting untuk disiapkan seperti perlu adanya Base Transceiver Station (BTS) dan satelit juga pembangunan talenta manusia," ujar Meutya.
Ia menyampaikan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah menjalankan beragam program seperti Digital Talent Scholarship dan AI Talent Factory guna melahirkan talenta-talenta digital unggul. Kemkomdigi juga turut menyediakan wadah bagi para talenta digital untuk bisa terhubung dengan industri melalui Garuda Spark Innovation Hub dan HUB.ID Connection Hub.
Sementara di sisi infrastruktur konektivitas, program Satelit Republik Indonesia (SATRIA) I telah menghadirkan akses internet di 27.865 titik layanan publik dan peluncuran Satelit Nusantara V menambah kapasitas broadband nasional menjadi 370 Gbps, tertinggi di ASEAN.
“Di Indonesia Timur, misalnya Papua, sudah ada 1.631 titik layanan publik. Jadi kalau yang sering bertugas di Papua, koneksinya jauh lebih baik dari sebelumnya, tentu juga terus membangun di wilayah 3T lainnya,” jelas Meutya.
Dengan tersedianya konektivitas dan kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia kini menjadi pasar digital terbesar di ASEAN dengan 229,4 juta pengguna internet atau 80,6 persen dari populasi.
Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur konektivitas yang terus berjalan. Konektivitas yang semakin luas juga telah menghadirkan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat.
"Gerobak-gerobak kecil sekarang sudah menggunakan QRIS. Jadi kami ikut berbangga dan senang, karena ekosistem digital sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat," tuturnya.
Meutya Hafid mengungkapkan sinergi dan inovasi menjadi dua kata kunci utama untuk mengakselerasi transformasi ekonomi dan keuangan digital.
"Kemajuan hanya dapat dicapai jika pemerintah, regulator, industri, akademisi, dan pelaku inovasi melangkah bersama," tegasnya.
                                                    
                                                            
                        
                        
                                                
                                                
Tinggalkan Komentar
Komentar