JAKARTA- Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% kepada negara mana pun yang mendukung "kebijakan anti-Amerika" kelompok BRICS.
"Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini," tulis Trump di platform media sosial miliknya, Truth Social, dikutip Senin (7/7).
Pernyataannya itu muncul ketika para pemimpin negara-negara BRICS berkumpul di Rio de Janeiro, Brazil, untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan mereka.
Dalam unggahan terpisah, Trump mengumumkan, surat pemberitahuan tarif atau kesepakatan dagang dengan berbagai negara di dunia akan mulai dikirimkan pada Senin (7/7) pukul 12.00 waktu Washington (23.00 WIB).
Pada akhir Januari lalu, dia menyatakan, "tidak ada kemungkinan (negara-negara) BRICS menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional, atau di mana pun”. Trump meminta komitmen dari negara-negara BRICS untuk tidak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain sebagai pengganti dolar AS.
"Jika mereka tetap melakukannya, mereka akan dikenai tarif 100 %," kata Trump.
Asal tahu saja, dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara BRICS telah membahas wacana untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Wacana itu kian menguat setelah AS menjatuhkan sanksi terhadap Rusia pada 2022 akibat "operasi militer khusus" ke Ukraina.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick pada Minggu (6/7) mengatakan, tarif yang lebih tinggi akan berlaku pada 1 Agustus jika mitra dagang tidak membuat kesepakatan dengan Washington.
"Tarif akan berlaku pada 1 Agustus, tetapi presiden sedang menetapkan tarif dan kesepakatan saat ini," kata Lutnick kepada wartawan bersama dengan Presiden AS Donald Trump.
Pada April, AS memberlakukan tarif timbal balik pada sebagian besar negara, tetapi kemudian menangguhkannya selama 90 hari mulai 9 April. Berbagai negosiasi tarif sedang berlangsung karena negara-negara mencari kesepakatan perdagangan yang lebih baik dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut, saat tenggat waktu semakin dekat.
"Akan ada berbagai tarif," kata Trump ketika ditanya oleh seorang wartawan apakah tarif akan berubah pada 9 Juli atau pada 1 Agustus. "Saya pikir sebagian besar negara akan menyelesaikannya pada 9 Juli. Baik melalui surat atau kesepakatan," tambahnya.
Pekan lalu, Trump mengatakan dia akan mengirim surat ke berbagai negara yang menguraikan tarif khusus mereka.
"Kami akan mengirimkan surat pada Senin terkait dengan kesepakatan dagang... Bisa jadi sebanyak 15 atau lebih... dan beberapa akan dikirim pada Selasa dan Rabu --- dan kami juga telah membuat kesepakatan," kata Trump.
"Jadi kami akan menerima kombinasi surat, dan beberapa kesepakatan telah dibuat," ujar Trump.
Globalisasi Liberal Sudah Usang
Terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, model globalisasi liberal yang selama ini mendominasi perekonomian dunia kini mulai usang. Pernyataan itu dia sampaikan lewat konferensi video pada pertemuan puncak BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brazil, Minggu (6/7).
Dia berpendapat, masa depan perekonomian dunia kini bergerak ke arah pasar negara berkembang, termasuk negara-negara anggota BRICS, yang "memicu gelombang pertumbuhan yang sangat kuat."
"Untuk memanfaatkan peluang besar ini, penting bagi negara-negara anggota kelompok kita untuk memperkuat kerja sama," kata Putin, seraya menyoroti sektor-sektor seperti teknologi, perdagangan, dan keuangan.
Dia juga menyebut, ‘sistem hubungan internasional yang unipolar" (didominasi satu kekuatan) sedang digantikan oleh tatanan "dunia multipolar yang lebih adil’. Perubahan dalam tatanan ekonomi global, kata dia, juga terus mendapatkan momentum.
Putin pun menyerukan perluasan penggunaan mata uang nasional dalam transaksi perdagangan di antara negara-negara BRICS.
"Negara-negara BRICS tidak hanya mencakup sepertiga daratan bumi dan hampir separuh populasi planet ini, tetapi juga menyumbang 40 persen ekonomi global," kata dia, mengutip data Dana Moneter Internasional (IMF) untuk 2025.
Dia menambahkan bahwa berdasarkan indikator PDB berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity), BRICS kini memiliki nilai gabungan sebesar US$77 triliun atau sekitar Rp1.250.786 triliun. Angka sebesar itu disebutnya telah melampaui PDB kelompok-kelompok ekonomi besar, termasuk G7.
Sekadar mengingatkan, KTT BRICS ke-17 berlangsung selama dua hari pada 6-7 Juli di Brasil. Akronim BRICS mewakili lima anggota awal kelompok tersebut: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Blok tersebut telah berkembang dengan masuknya Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab (UAE), dan Indonesia sebagai anggota penuh.
Putin sendiri tidak hadir langsung di Brazil karena adanya ,kesulitan tertentu, terkait surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Maret 2023. Delegasi Rusia diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.