Periskop.id - Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Rizal Edwin Manansang menyatakan sejak 2012 hingga kuartal III 2025, realisasi investasi di KEK mencapai US$18,83 miliar atau Rp314 triliun. Tahun ini, nilai investasi yang terserap mencapai US$3,6 miliar atau sekira Rp60 triliun.
"Pada tahun ini saja, 2025, KEK menghasilkan investasi US$3,6 miliar, melampaui target tenaga kerja dengan menciptakan lebih dari 79 ribu lapangan kerja, serta mencapai (nilai) ekspor US$5,43 miliar. Hal ini menunjukkan kontribusi mereka yang kuat dan konsisten terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Edwin dalam acara Indonesia Special Economic Zone (SEZ) Business Forum di Jakarta, Selasa (9/12).
Edwin menjelaskan realisasi investasi tersebut tumbuh 29,48% dibandingkan kuartal III 2024 yang mencapai Rp242,5 triliun. Sementara itu, dari sisi serapan tenaga kerja, KEK juga melampaui target.
Secara kumulatif, sebanyak 237 ribu pekerjaan baru tercipta sejak berbagai KEK mulai beroperasi. Khusus sepanjang 2025, jumlahnya mencapai 79 ribu lapangan kerja baru, jauh di atas target awal yang dipatok sekitar 45 ribu pekerja.
"Kita malah lebih dari target. Kita targetnya 45 ribuan, tapi bisa sampai 79 ribu new jobs," ujar Edwin.
Operasional KEK
Pencapaian tersebut mencerminkan efisiensi operasional KEK, termasuk nilai incremental capital output ratio (ICOR) yang lebih rendah dibandingkan kawasan di luar KEK.
Pemerintah menyebut, performa ini menegaskan posisi KEK sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan iklim investasi yang lebih kompetitif. Juga didukung insentif fiskal dan nonfiskal, proses perizinan yang lebih ringkas, serta infrastruktur terintegrasi.
Adapun saat ini terdapat 25 KEK yang telah ditetapkan pemerintah, terdiri atas 13 KEK industri, 8 KEK jasa pariwisata, 3 KEK digital, dan satu KEK lainnya. Di samping itu, pemerintah juga berencana menambah enam KEK baru pada tahun depan.
"Special economic zone (KEK) ini, sampai tahun 2025, kita sudah mempunyai 25 (KEK). Tahun depan, mudah-mudahan bisa bertambah enam lagi akan menjadi 31 (KEK)," kata Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu.
Dengan tambahan tersebut, maka jumlah KEK di Indonesia akan menjadi 31 kawasan. "Ada yang (lokasi) di Jawa, ada yang di Kalimantan, ada yang di Sulawesi. Sektornya macam-macam. Ada yang mobil listrik, kemudian juga ada yang hilirisasi batu bara, hilirisasi aluminium, kemudian juga ada petrokimia," tambah Edwin.
Tinggalkan Komentar
Komentar