periskop.id - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik dan KEK Kendal saat ini menjadi dua kawasan dengan pencapaian investasi terbesar di Indonesia. Masing-masing KEK telah menembus nilai investasi lebih dari Rp90 triliun. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/9), seperti dilansir oleh Antara.

Susiwijono mengungkapkan saat ini terdapat 25 KEK di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, KEK Gresik mencatat akumulasi investasi hingga semester I 2025 sebesar Rp100,85 triliun. Investasi tersebut berasal dari 32 industri yang berhasil menyerap 41 ribu tenaga kerja.

Salah satu kontributor terbesar adalah pabrik smelter tembaga PT Freeport, yang disebut sebagai smelter single line terbesar di dunia. 

“Untuk KEK Gresik dengan kemarin PT Freeport meresmikan pabrik smelter terbesar di dunia untuk single line smelter pengolahan tembaga. Ini juga sudah menghasilkan tembaga yang sudah mulai diekspor dan juga digunakan untuk bahan baku industri di domestik,” jelas Susiwijono.

Pada periode Januari-Juni 2025, realisasi investasi di KEK Gresik mencapai Rp11,2 triliun, atau 45,9 persen dari target tahunan Rp24,4 triliun. Secara akumulatif, ekspor dari kawasan ini mencapai Rp8,44 triliun. Susiwijono memproyeksikan potensi ekspor dari hilirisasi tembaga dan logam mulia di KEK Gresik bisa mencapai 4 miliar dolar AS.

KEK Kendal Fokus pada Industri Kendaraan Listrik

Sementara itu, KEK Kendal mencatat akumulasi investasi sebesar Rp90,12 triliun hingga semester I 2025. Kawasan ini menampung 128 industri dan menyerap 66.614 tenaga kerja. Realisasi investasi pada periode Januari-Juni 2025 mencapai Rp5,12 triliun, atau 61,2 persen dari target Rp8,36 triliun. Realisasi ekspornya mencapai Rp5,29 triliun.

Menurut Susiwijono, KEK Kendal menjadi pusat bagi industri anoda dan katoda untuk baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

“Mereka memproduksi yang namanya anoda untuk baterai lithium, mengekspor ke Amerika, digunakan oleh Tesla, kemudian oleh beberapa industri yang menggunakan baterai lithium untuk mobil listrik, untuk EV," tuturnya.

Ia menambahkan, kapasitas produksi anoda yang kini sudah beroperasi mencapai 80.000 ton, dan akan ditambah 80.000 ton lagi di tahap kedua tahun ini. Dengan tambahan kapasitas tersebut, total produksi anoda dari KEK Kendal akan mencapai 160.000 ton per tahun, menjadikannya yang terbesar di dunia.

Pemerintah menilai peran strategis KEK Kendal dalam memperkuat ekosistem EV nasional, sekaligus memperkokoh posisi Indonesia dalam rantai pasok global.