Periskop.id - Pemerintah menyampaikan akan ada penambahan enam kawasan ekonomi khusus (KEK) baru, dengan potensi investasi hingga Rp300 triliun. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu membeberkan, keenam KEK baru itu bakal ditetapkan pada 2026.
"Special economic zone (KEK) ini, sampai tahun 2025, kita sudah mempunyai 25 (KEK). Tahun depan, mudah-mudahan bisa bertambah enam lagi akan menjadi 31 (KEK)," kata Todotua dalam acara Indonesia Special Economic Zone (SEZ) Business Forum di Jakarta, Selasa (9/12).
Meski demikian, ia belum merinci lokasi dan sektor dari enam KEK baru tersebut, mengingat proses penetapannya masih berjalan. "Sedang proses itu, nanti setiap munculnya (KEK baru) akan di-launch," jelasnya.
Todotua menambahkan, masing-masing KEK mempunyai fokus pengembangan yang berbeda. "Dalam semua realisasi KEK ini masing-masing memiliki speciality-nya, ada untuk industrialisasi, kesehatan, digital, tourism, dan lain-lain," tuturnya.
Pemerintah, lanjutnya, terus memperkuat strategi pengelolaan kawasan, termasuk konsolidasi kebijakan serta pemberian fasilitas. "Tentunya, dengan strategi kawasan ini kita, pemerintah dalam investasi bagaimana bisa mengonsolidasikan mengenai perizinan, strategi regulasi, insentif fiskal dan nonfiskal," ujarnya.
Ia berharap tambahan KEK nantinya dapat meningkatkan realisasi investasi nasional. Saat ini, 25 KEK yang telah ditetapkan pemerintah, terdiri atas 13 KEK industri, 8 KEK jasa pariwisata, 3 KEK digital, serta KEK lainnya.
KEK Sanur
Sementara itu, PT Hotel Indonesia Natour (InJourney Hospitality) yang merupakan anak perusahaan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor aviasi dan pariwisata, terus memperkuat ekosistem di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali.
Direktur Utama InJourney Hospitality Christine Hutabarat menyampaikan, The Sanur didirikan sesuai visi "International Health & Wellness Destination" menghadirkan destinasi pariwisata kesehatan berkelanjutan dan inklusif.
“Kemitraan (partnership) dengan mitra strategis, Alster Lake Clinic di The Sanur menjadi langkah strategis untuk menghadirkan layanan Regenerative Medicine di The Sanur," ujar Christine dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Pembangunan ini, lanjutnya, bukan sekadar menghadirkan fasilitas, namun menetapkan barometer baru bagi keunggulan medis berkelas dunia, pendekatan penyembuhan holistik, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
"Kehadiran layanan terapi sel di The Sanur milik Alster Lake Clinic dapat menjadi katalis dalam penguatan ekosistem pariwisata kesehatan nasional," imbuhnya.
Kemudian, lanjut Christine, memperkuat daya tarik pariwisata kesehatan Indonesia, meningkatkan daya saing global, serta memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas kesehatan Indonesia.
InJourney Hospitality, sambungnya, terus memperkuat transformasi strategis dalam pengembangan KEK Kesehatan Sanur atau The Sanur sebagai "International Health & Wellness Destination" atau Pusat Layanan Kesehatan dan Pariwisata. KEK ini dikembangkan di lahan seluas 41,26 hektare dengan fasilitas kesehatan dan pariwisata terintegrasi berstandar internasional.
Dengan tetap mengusung kearifan budaya lokal, The Sanur menjadi simbol harmonisasi antara inovasi sains dan tradisi. Setiap pengembangan layanan kesehatan yang dilakukan mengedepankan nilai budaya lokal.
Hal tersebut menjadikan kawasan ini tidak hanya sebagai pusat medis, tetapi juga landmark yang diharapkan mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya Bali. Pengembangan Fasilitas Kesehatan Internasional (International Medical Facility) sendiri, menjadi bagian dari upaya strategis untuk menjawab tantangan tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.
Tinggalkan Komentar
Komentar