Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel

Di Kabupaten Bekasi, 23 Desa Terdampak Banjir Hingga Satu Meter

KABUPATEN BEKASI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat, sebanyak 23 desa pada 13 kecamatan di wilayah itu terdampak banjir dengan ketinggian mencapai satu meter. Penyebabnya, luapan air sungai dan hujan deras sejak semalam.

"Ketinggian bervariasi mulai 30 sentimeter hingga satu meter. Penyebabnya curah hujan tinggi sehingga terjadi luapan di aliran sungai atau kali," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis di Cikarang, Selasa (8/7).

Ia menjelaskan, titik banjir mencakup Desa Sukamekar Kecamatan Sukawangi; Desa Kedung Pengawas Kecamatan Babelan; Desa Satriajaya, Sriamur, Karangsatria dan Satriamekar Kecamatan Tambun Utara. Kemudian, Desa Sukaraya Kecamatan Karangbahagia; Desa Sukajadi Kecamatan Sukakarya; serta Desa Karangraharja, Mekarmukti dan Simpangan Kecamatan Cikarang Utara.

Lalu, Desa Jatibaru, Karangsari dan Labansari Kecamatan Cikarang Timur; Desa Lubang Buaya serta Ciledug Kecamatan Setu; Desa Jayasampurna Kecamatan Serang Baru dan Desa Cibarusah Jaya Kecamatan Cibarusah. Selanjutnya, Desa Bojongsari Kecamatan Kedungwaringin; Desa Sukasejati Kecamatan Cikarang Selatan hingga Desa Pasiranji, Jayamukti, Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat.

Pihaknya juga mencatat sebanyak 11.096 jiwa dari 2.774 kepala keluarga terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, 1.847 jiwa asal 463 kepala keluarga terpaksa mengungsi.

Mereka mengungsi di enam lokasi yang tersebar di wilayah Desa Ciledug dengan dua titik pengungsian serta masing-masing satu titik pengungsian di Desa Sukamekar, Sukajadi, Karangbaru dan Desa Jayasampurna.

"Petugas kami sudah di lokasi untuk melakukan evakuasi menggunakan perahu karet sekaligus menyalurkan bantuan logistik," tuturnya.

Bantuan logistik yang diberikan bersifat kebutuhan mendesak sebagai bentuk penanganan awal mencakup makanan siap saji, pompa sedot air, obat-obatan, tikar, selimut, air bersih hingga dapur umum.

BPBD Kabupaten Bekasi berkolaborasi bersama unsur TNI-Polri, Basarnas, pemerintah kecamatan, PMI, Destana dan Katana, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) hingga para relawan kebencanaan dalam melakukan penanganan musibah banjir.

"Pendataan, evakuasi, bantuan logistik, termasuk imbauan kepada warga terus dimaksimalkan untuk meminimalisir dampak musibah banjir ini," kata dia.

Kawasan Jababeka
Sebelumnya, Kawasan perniagaan hingga perumahan di Jababeka, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dikepung banjir imbas luapan air sungai ditambah hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin sore.

"Sungai Cilemahabang meluap, tidak mampu menampung debit air hujan," kata warga setempat, Dimas Andryandi (35), di Bekasi, Senin petang.

Ia mengatakan, banjir merendam sejumlah ruas jalan utama di kawasan Jababeka, seperti Jalan Kedasih serta Kasuari Raya. Air bahkan menggenangi permukiman warga hingga sejumlah pertokoan.

"Di beberapa titik malahan lebih dari semeter ketinggian banjir. Sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda surut," katanya.

Seorang warga lain, Iwan Sutanto (41), mengaku telah berupaya melakukan pompanisasi untuk mengurangi debit genangan air. Namun, derasnya aliran air dari luapan sungai membuat upaya tersebut belum membuahkan hasil signifikan.

"Hingga pukul 21.30 WIB, ketinggian air terus meningkat. Paling parah di Kedasih I dan Kasuari Raya," serunya.

Hujan deras yang berlangsung selama beberapa jam ini tidak hanya membuat genangan di kawasan Jababeka, melainkan juga sejumlah daerah lain di Kabupaten Bekasi, termasuk perempatan Kota Delta Mas turut terendam banjir.

Di titik perempatan lampu pengatur lalu lintas Kota Delta Mas, puluhan kendaraan roda dua dan empat bahkan mogok setelah pengendara nekat menerobos banjir.

"Hujan deras banget dari sore, sebelum maghrib sampai malam. Pas lewat lampu merah Delta Mas, air sudah tinggi tapi saya sudah tidak bisa putar balik," kata pengemudi ojek daring, Aris (29), di lokasi.

Ia mengaku genangan air di area perempatan Delta Mas setinggi hingga 50 sentimeter, sehingga menyebabkan beberapa kendaraan roda dua dan empat yang nekad menerobos langsung mogok.

Pengendara roda empat, Saputra (49), mengaku tidak mampu berbuat apa-apa ketika melintasi perempatan Kota Delta Mas dan hanya pasrah ketika harus mendorong kendaraan untuk menjauh dari titik genangan.

"Mau balik kanan sudah tidak bisa, mundur pun susah, tertahan deras air, tidak lama mesin langsung mati. Saya kebetulan berdua sama saudara, jadi dorong mobil malam-malam," ucap dia.

Genangan di perempatan Delta Mas turut memicu kemacetan hingga ratusan meter. Pengendara roda dua maupun empat diminta ekstra hati-hati melewati ruas jalan tersebut mengingat ketinggian air hingga lutut orang dewasa.

"Lebih baik memilih jalan alternatif, jangan lewat sini. Untung saya langsung rem dan masih bisa putar balik jadi nggak sampai mogok motor saya," kata warga setempat, Muhammad Iqbal (36).

Ia mengaku banjir di perempatan Delta Mas bukanlah hal baru. Sistem drainase yang buruk diduga menjadi penyebab utama genangan air muncul di lokasi tersebut.

"Dulu juga pernah (banjir). Malah sampai menggenangi ruas tol Jakarta-Cikampek. Drainase nggak kuat menampung air," cetusnya.

 

 

Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
faisal_rachman
faisal_rachman
Penulis
No biography available.