Periskop.id - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengajak arsitek masa depan untuk berinovasi demi kemajuan bangsa dan negara. Ajakannya ini disampaikan dalam acara Equator Architecture Forum (EAF) 2025 yang diselenggarakan di Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (16/9).
"Arsitektur bukan hanya tentang bangunan, tetapi tentang bagaimana kita menciptakan ruang hidup yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif, terhadap tantangan global," kata Mendiktisaintek Brian, dilansir dari Antara, Rabu (17/9).
Menurutnya, forum ini menjadi ajang strategis yang mempertemukan akademisi, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk mendorong inovasi arsitektur yang berkelanjutan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan nasional yang menekankan pentingnya sains, teknologi, dan kreativitas dalam menopang pertumbuhan ekonomi.
"Melalui kolaborasi perguruan tinggi, profesi, dan industri, kita bisa menjadikan kampus sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis riset dan inovasi," ujar Mendiktisaintek Brian.
Peran Arsitek dalam Menggabungkan Nilai Lokal dan Teknologi Modern
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Gunawan Cahyono, yang turut hadir dalam forum tersebut, menekankan pentingnya memperkuat ekosistem arsitektur yang berlandaskan pada nilai lokal, namun tetap berpandangan global.
"Arsitek masa depan harus mampu menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern. Kehadiran forum ini membuktikan bahwa profesi arsitektur bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang kontribusi nyata bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat," ucap Gunawan.
EAF 2025 yang diikuti lebih dari 400 peserta ini mengusung tema ‘Sinergi Pendidikan Arsitektur yang Unggul, Terpercaya, dan Merdeka’. Forum ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi Kalimantan Barat sebagai laboratorium arsitektur tropis, serta melahirkan gagasan dan kolaborasi yang memperkuat peran Indonesia dalam peta arsitektur global.
Tinggalkan Komentar
Komentar