Periskop. id – ‘Bom rakitan’ atau bom molotov yang ditemukan di masjid di SMAN 72 Jakarta, diduga dibawa oleh siswa yang kerap di mengalami perundungan. Hal ini diungkapkan Sela, salah satu siswa kelas XI SMAN 72 Jakarta.

"Saya menduga siswa ini ingin balas dendam dan bunuh diri. Tadi saya lihat ada tiga jenis bom dan hanya dua yang meledak," kata Sela di Jakarta, Jumat (7/11) seperti dilansir Antara. 

Menurut dia, ledakan terjadi saat khutbah Jumat selesai dan akan dilanjutkan dengan Iqomah. Saat itu, ada ledakan besar terjadi. "Saya di selasar masjid dan tidak terkena. Baju saya kotor karena menolong teman," serunya. 

Ia mengatakan orang yang ikut Shalat Jumat di sini merupakan siswa, guru dan orang yang ada di sekolah saja. Sela mengaku tidak ada tanda-tanda akan terjadi ledakan karena pada pagi hari semua berjalan baik-baik saja.

"Kami tadi ikut kegiatan Adiwiyata di pagi hari," ujarnya.

Salah satu guru, Toto mengaku berada di belakang imam, juga terkejut mendengar ledakan yang cukup besar. "Semua bubar dan sejumlah siswa terluka," ucapnya.

Warga Sekolah

Pengelola kantin sekolah, Jhoni, menuturkan, ledakan besar yang mengejutkan dirinya terjadi sesaat setelah ia menyelesaikan wudhu. "Saya lari menyelamatkan diri," kata dia.

Ia mengatakan, jamaah yang ikut shalat Jumat merupakan warga sekolah, seperti tenaga pendidik, siswa dan lainnya, tidak ada orang dari luar lingkungan sekolah yang masuk.

"Saya lihat banyak siswa terluka. Mereka langsung dibawa ke rumah sakit," kata Jhoni.

Polda Metro Jaya sendiri menurunkan Tim Penjinak Bom untuk menyelidiki penyebab ledakan yang membuat sejumlah siswa luka saat melaksanakan shalat Jumat di dalam sekolah tersebut. Sejumlah mobil tim penjinak bom terpantau bersiaga di depan sekolah, termasuk petugas gabungan bersenjata juga berjaga di sekolah tersebut.

Polda Metro Jaya juga masih mendalami penyebab ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat siang.

"Itu yang kita mau dalami. Lagi sisir juga sama Gegana karena ledakan itu kan ada SOP khusus. Jangan sampai kita olah TKP, ada ledakan susulan. Kan belum tahu asal muasal ledakan itu karena apa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto saat dikonfirmasi.

Semengara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menyebutkan, sebanyak 54 orang mengalami luka-luka dalam ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 jakarta. 

"Data yang kita terima, 54 orang luka ringan dan sedang, bahkan ada yang sudah pulang. Sementara itu dulu, nanti kalau ada perkembangan lebih lanjut diinfokan lagi," kata Asep.

Polda Metro Jaya, lanjutnya, telah melakukan pengamanan TKP dengan memberikan garis polisi (Police Line) dan juga telah dilakukan sterilisasi oleh penjinak Bom. Selain itu, pihaknya membuka dua posko terkait peristiwa tersebut yakni di RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Langkah-langkah membuat posko di Rumah Sakit Yarsi, guna membantu keluarga-keluarga korban, untuk mencari anak-anak didiknya yang sedang dirawat," tutur Asep.