Periskop.id - Sebanyak 69% siswa SMAN 72 Jakarta sudah kembali aktif mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah setelah insiden ledakan di sekolah tersebut, Jumat (7/11). Artinya masih ada lebih dari 30% siswa yang memilih belajar dari rumah dengan beragam alasan.
“Yang hadir di sekolah hari ini mencapai 69%," ujar Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim di Jakarta, Senin (17/11) seperti dilansir Antara.
Untuk sebagian yang tidak hadir ke sekolah, menurut dia, karena sakit atau memilih tetap belajar dari rumah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sendiri bersama pihak sekolah telah melakukan pendataan dan rapat koordinasi dengan orang tua siswa.
Chico menjelaskan, pertemuan dengan orang tua itu dilakukan dua tahap. Yaitu rapat daring pada akhir pekan dan pemantauan kehadiran siswa pada hari pertama belajar pascaledakan.
Meski partisipasi orang tua dalam rapat daring hanya sekitar 2 %, namun Chico mengatakan, jumlah siswa yang hadir justru menunjukkan peningkatan signifikan. Ia menegaskan, seluruh proses pembelajaran tetap berjalan, baik luring maupun daring.
Sebelumnya, Kepala Sekolah SMA Negeri 72 Tetty Helena Tampubolon mengatakan, sekolah tersebut masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada pekan ini.
“Hari Senin itu yang pasti masih PJJ. Lalu, masih kita pantau juga dan kita pastikan dengan orang tuanya apakah sudah boleh ambil PJJ atau boleh hybrid ya. Jadi harus kami pastikan orang tuanya menyetujui,” ujar Tetty saat dijumpai di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu (15/11).
Tetty mengungkapkan, saat ini orang tua belum menyetujui untuk pembelajaran luring. Hal itu karena sebagian anak masih mengalami trauma atas insiden ledakan yang terjadi, Jumat (7/11).
Tetty pun berharap seluruh murid SMA Negeri 72 bisa segera pulih dan bersama-sama kembali belajar di sekolah. “Anak-anak juga masih takut-takut jalan. Pesan saya, anak-anak berdoa dan bersemangat, mudah-mudahan segera pulih, supaya tidak ketinggalan dari sekolah lain pembelajarannya,” kata Tetty.
Sepuluh Korban
Sementara itu, Polda Metro Jaya menyebutkan terdapat sepuluh orang korban yang masih dirawat di rumah sakit terkait ledakan SMAN 72 Jakarta.
"Info terakhir, masih ada 10 orang yang dirawat inap di rumah sakit," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto saat dikonfirmasi, Senin.
Dia menjelaskan sepuluh orang yang dirawat itu terdiri dari lima orang di RS Islam Jakarta, tiga orang di RS YARSI, satu orang di RSCM dan satu orang di RS Polri.
Sementara itu, dia menyebutkan anak yang berkonflik dengan hukum (ABH) yang dirawat di RS Polri saat ini telah dipindahkan ke ruang perawatan, dari sebelumnya di ruang ICU. Polda Metro Jaya juga telah memeriksa sejumlah saksi anak terkait ledakan di lingkungan SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11).
"Hari ini, penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi anak berjumlah 46 orang, tetapi 10 orang berhalangan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto, Kamis (13/11) .
Dia menuturkan, proses pemeriksaan saksi anak itu dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Jakarta di Jakarta Timur.
"Kami juga perbaharui data korban sampai dengan hari ini. Sisa 20 orang yang masih rawat inap. Satu korban inisial L dirujuk di RSCM untuk perawatan pelaksanaan operasi lebih intensif," ungkap Budi.
Lebih lanjut, dia memastikan penyidikan kasus ledakan tersebut masih terus berjalan. Termasuk dari segi digital forensik.
Tinggalkan Komentar
Komentar