Periskop.id - Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912, tidak hanya berfokus pada kegiatan keagamaan, tetapi juga bergerak masif dalam berbagai bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan. Kontribusi terbesar organisasi ini diwujudkan melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).

AUM didefinisikan sebagai kontribusi nyata dan sarana dakwah yang mengedepankan praktik langsung dalam masyarakat. Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat yang hidup sesuai ajaran Islam serta memberikan manfaat konkret bagi kehidupan sehari-hari, bukan hanya berlandaskan teori.

Melansir dari berbagai sumber, enam bidang utama yang menjadi fokus utama dan sumber kekuatan AUM adalah Pendidikan, Kesehatan, Pelayanan Sosial, Retail, Perhotelan, dan Media.

1. Pendidikan

AUM di bidang pendidikan merupakan yang paling masif. Organisasi ini mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Tujuannya adalah menciptakan generasi yang cerdas akademis, berakhlak mulia, dan memiliki karakter Islami.

Tercatat pada tahun 2023, Muhammadiyah telah mendirikan total 3.334 lembaga pendidikan di hampir seluruh wilayah Indonesia, dengan rincian:

  • Pendidikan Dasar & Menengah: SD (1.904), SMP (1.128), SMA (558), dan SMK (554).
  • Perguruan Tinggi: Total 172 institusi, terdiri dari 83 Universitas, 28 Institut, 54 Sekolah Tinggi, 6 Politeknik, dan 1 Akademi.

2. Kesehatan

Muhammadiyah aktif mengelola bisnis bidang kesehatan melalui jaringan Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah yang tersebar luas di berbagai daerah.

Majelis Pembinaan Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mencatat bahwa pada tahun 2025, terdapat 141 rumah sakit milik Muhammadiyah di seluruh Indonesia, termasuk RS yang sedang dalam tahap pembangunan.

3. Pelayanan Sosial dan Kemanusiaan

Komitmen Muhammadiyah dalam membantu masyarakat diwujudkan melalui pengelolaan panti asuhan, panti jompo, dan program bantuan sosial untuk anak yatim, kaum dhuafa, lansia, dan kelompok rentan lainnya.

Bidang sosial dan kemanusiaan AUM mencakup:

  • Lazismu: Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah yang mengelola dana umat untuk pemberdayaan ekonomi dan bantuan sosial.
  • MDMC: Muhammadiyah Disaster Management Center, organisasi yang bergerak aktif dalam bantuan bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan tsunami.
  • Panti Asuhan dan LKSA: Mengelola Panti Asuhan dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak bagi anak-anak yatim dan dhuafa.

4. Retail

Muhammadiyah juga mulai merambah bisnis retail modern. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meluncurkan bisnis retail Mentarimart dalam Rakornas Ekonomi Muhammadiyah pada Februari 2025.

Mentarimart merupakan toko retail milik PP Muhammadiyah yang bekerja sama dengan perusahaan retail modern PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (pemilik brand Alfamart). Dalam kemitraan ini, Alfamart berperan sebagai penyedia sistem, operasional, dan pengadaan barang, sementara Muhammadiyah mengelola bisnis secara mandiri dengan prinsip ekonomi syariah dan pemberdayaan umat.

Sebelumnya, Muhammdiyah telah memiliki jaringan minimarket serupa bernama Logmart, yang pada tahun 2023 tercatat telah memiliki 115 gerai.

5. Perhotelan: Mandiri Tanpa Utang

Pada tahun 2023, Muhammadiyah mencatat sejarah dengan berhasil membangun hotel di Kota Yogyakarta dengan total biaya mencapai Rp 50 M. Hal menariknya, biaya pembangunan hotel ini menggunakan dana mandiri dari Muhammadiyah tanpa hutang sepeserpun.

Kesuksesan ini dilanjutkan pada tahun 2024 dengan berdirinya Hotel Muhammadiyah pertama di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

6. Media: Pelopor Gerakan Literasi

Amal Usaha Muhammadiyah di bidang media diwakili oleh Suara Muhammadiyah (SM). SM adalah majalah cetak yang hadir sejak era pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan (1915), dan fase generasi “Assabiqunal Awwalun” Muhammadiyah.

SM, yang kini bernaung di bawah PT Syarikat Cahaya Media (SCM), tercatat telah mengawali dan memelopori gerakan literasi dan publikasi organisasi, bahkan ikut memelopori penggunaan bahasa Indonesia sejak tahun 1921, jauh sebelum amal usaha lain berdiri.