Periskop.id - Tokoh ulama dan pengasuh pondok pesantren, Buya Yahya, memaparkan tiga tips esensial bagi masyarakat yang ingin memilih lembaga pendidikan pesantren yang baik dan berkualitas untuk anak-anaknya. Hal ini disampaikan melalui kanal Youtube pribadinya, Senin (30/8/2021).
Tiga kriteria utama tersebut mencakup kualitas guru, penekanan pada akhlak, dan kepedulian lembaga terhadap syariat Islam, termasuk sumber pendanaannya.
Menurut Buya Yahya, pemilihan guru atau ulama pengasuh menjadi faktor penentu utama keberhasilan pendidikan di pesantren.
"Pertama adalah tentu tempat tersebut adalah gurunya. Karena guru itu penting sekali, karena setelah kita masuk ke sebuah tempat kita akan menyerahkan diri kita," kata Buya Yahya.
Ia menekankan pentingnya meninjau sanad ilmu dan sambungan akidah dari para pengajar. Proses pendidikan di pesantren, menurutnya, tidak hanya transfer ilmu, tetapi juga transfer spiritual.
"Jadi utamakan bahwasanya dia adalah guru, pertama gurunya, karena ada roh, roh yang dipindahkan, itu adalah tarbiyah, itu adalah tarbiyah rohnya, rohaninya, dari guru ke guru, dari guru ke guru, dan seterusnya," ujar Buya Yahya.
Akhlak Sebagai Pilar Utama Pendidikan
Kriteria kedua yang wajib diperhatikan adalah fokus pesantren terhadap pembentukan akhlak atau perilaku santri. Buya Yahya mengingatkan bahwa tidak semua pondok pesantren menaruh perhatian serius pada aspek ini.
"Kemudian yang kedua adalah akhlak. Sebab ada pondok santren yang hanya mengumpulkan santri tidak peduli urusan akhlak," paparnya.
Dirinya menjelaskan bahwa akhlak adalah pembentuk perilaku dan tata krama anak. Pesantren yang terlalu bebas, mulai dari aturan menonton, keluar, makan, hingga berbisik-bisik, dianggap tidak akan mampu memberikan pendidikan akhlak secara maksimal.
"Akhlak itu penting, akhlak itu adalah membentuk perilaku, tata krama anak-anak kita. Jadi perilakunya, biarpun tidak semuanya masuk itu jadi baik... Tapi secara umum akhlak itu banyak peraturan yang sangat bermanfaat untuk perkembangan akhlak," jelas Buya Yahya.
Kepedulian Terhadap Syariat dan Kebersihan Dana
Kriteria ketiga yang ditekankan Buya Yahya adalah kepedulian total pesantren terhadap syariat Nabi Muhammad SAW. Kepedulian ini mencakup segala aspek operasional, termasuk sumber pendanaan atau penggalangan dana.
"Kemudian juga yang harus perhatikan lagi yang ketiga adalah tentang kepedulian kepada syariat Nabi Sallallahu ta'ala wa'alaihi wa sallam," ungkapnya.
Buya Yahya menegaskan bahwa lembaga yang cuek terhadap syariat dan aspek halal-haram dalam pengelolaannya bukanlah tempat yang sesungguhnya bertujuan untuk mendidik. Sumber harta yang digunakan untuk operasional pesantren sangat menentukan keberkahan ilmu yang akan didapatkan.
"Maksudnya tentang bagaimana penggalangan dananya, dari mana dana diambil. Itu penting sekali, karena menunjukkan bahwasanya tempat tersebut adalah tempat yang bersih dari hal-hal yang haram, bagaimana kita akan dapat ke nur kalau tempatnya tempat yang asal, bukan tempat yang dijaga, bukan tempat yang benar-benar diperhatikan tentang kebersihan secara maknawi dari harta halal dan sebagainya," jelasnya.
Buya Yahya menyarankan agar masyarakat tidak terpukau hanya dengan kemegahan fisik bangunan pesantren, melainkan fokus pada kebersihan harta yang digunakan untuk membangun dan mengelola lembaga tersebut.
"Lihat kalau zaman dulu, pesantren itu asal saja, tidak dengan kemegahan, bahkan mungkin seperti gubuk, tapi gubuk yang halal, yang dimakan halal luar ulama, bukan besar-besaran megah-megahan gedung, tapi kebersihan dari mana ini harta, bersih atau tidak, peduli tidak dengan syariat. Kalau tidak peduli syariat, susah nanti mendapatkan," pungkasnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar