Periskop.id – Peran pembiayaan hijau masih menjadi hal yang krusial dalam pembangunan yang berkelanjutan. Karena itulah, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berpartisipasi Dallam acara Indonesia Climate Finance Dialogue 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 29 September 2025 kemarin.
Acara ini bertujuan untuk mempercepat dan memperbesar investasi sektor swasta dalam solusi iklim dengan menciptakan ekosistem yang mendukung, mengatasi berbagai hambatan, menampilkan peluang investasi. Termasuk mendorong kolaborasi di antara para pemangku kepentingan dalam ekosistem pembiayaan iklim Indonesia.
Dalam sesi bertajuk Opportunities for Private Sector Involvement in Scaling Climate Solutions, Head of Advisory Group IIF Irman Boyle menegaskan pentingnya peran IIF dalam memperkuat sektor infrastruktur yang ramah lingkungan. Menurutnya, climate finance adalah instrumen untuk menekan risiko iklim melalui arah investasi yang tepat.
“Hampir sebagian besar dampak pembiayaan iklim berasal dari proyek-proyek berbasis energi. Karena itu, IIF memandang transisi energi sebagai kunci dalam upaya menuju pembangunan rendah karbon di Indonesia”, ujar Irman dalam keterangannya, Selasa (30/9).
Partisipasi IIF dalam forum ini juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung target pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. IIF, lanjutnya, terus mendorong investasi di sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur yang berketahanan iklim.
Selain itu, IIF menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah, lembaga keuangan, investor global, hingga sektor swasta domestik. Pendekatan ini sejalan dengan kebutuhan pembiayaan iklim Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp3.461 triliun hingga tahun 2030, di mana keterlibatan swasta menjadi faktor penentu.
Sesi diakhiri dengan arahan dari Masyita Crystallin, Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan di Kementerian Keuangan RI. Ia menggarisbawahi pentingnya pembiayaan iklim sebagai fondasi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan sejahtera.
Menurutnya, Indonesia memiliki agenda yang terstruktur dengan jelas untuk mencapai target net zero emission, memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim, dan melestarikan kekayaan alam. Pencapaian tujuan ini, sambungnya, membutuhkan kolaborasi erat antara Pemerintah dan lembaga pembangunan multilateral (MDBs) yang bersinergi dengan sektor swasta, dengan pembiayaan sebagai motor penggeraknya.
“Kunci keberhasilan terletak pada implementasi yang tepat sasaran dan efektif guna mewujudkan Indonesia yang lebih makmur," ujar Masyita.
Dengan berpartisipasi dalam Indonesia Climate Finance Dialogue 2025, IIF pun berharap dapat semakin memperkuat posisinya sebagai mitra strategis dalam mendukung pembiayaan infrastruktur hijau. Sekaligus membuka peluang investasi baru yang berorientasi pada keberlanjutan.
Tinggalkan Komentar
Komentar