periskop.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa setelah dibuka menguat 36,08 poin atau 0,44% ke level 8.161 pada pembukaan perdagangan, Rabu (24/9).
Analisis sejumlah sekuritas menunjukkan penguatan ini ditopang oleh kombinasi sentimen positif dari faktor domestik dan ekspektasi pasar global.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) per pukul 09:01 WIB, volume transaksi tercatat mencapai 1,3 miliar lembar saham dengan nilai menembus Rp1,08 triliun. Aktivitas pasar terlihat ramai dengan frekuensi perdagangan sebanyak 102.222 kali.
Komposisi pergerakan saham menunjukkan dominasi penguatan, di mana 293 saham naik, 99 saham melemah, dan 216 saham lainnya tidak bergerak.
Salah satu pendorong utama optimisme pasar datang dari harapan terhadap kebijakan ekonomi mendatang.
Riset BRI Danareksa Sekuritas dalam catatannya menyebutkan bahwa penguatan Indeks didorong oleh optimisme pasar terhadap kepemimpinan fiskal yang baru serta fokus investor pada fundamental ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian global.
Hal ini ditegaskan dengan adanya aliran modal asing yang masuk. "IHSG disertai net foreign buy Rp451 miliar pada pasar reguler," tulis riset tersebut.
Senada, Phintraco Sekuritas menjelaskan bahwa ekspektasi positif dari pasar global turut memberi andil. ”Ekspektasi akan berlanjutnya pemangkasan suku bunga The Fed juga menjadi faktor positif,” ungkap Phintraco dalam paparannya.
Kenaikan harga komoditas seperti emas dan proyeksi perbaikan ekonomi pada semester II-2025 juga menjadi katalis positif lanjutan.
Secara teknikal, Phintraco melihat IHSG berada dalam tren bullish jangka pendek dan panjang. Namun, investor diimbau waspada karena beberapa indikator menunjukkan kondisi jenuh beli.
”Karena kondisi IHSG di area overbought, waspadai potensi pullback minor di kisaran 8.050-8.070,” lanjut riset itu, sambil memproyeksikan Indeks berpotensi lanjut ke area 8.150-8.200.
Di sisi lain, CGS International Sekuritas Indonesia menawarkan pandangan yang lebih berimbang. Pelemahan bursa Wall Street diprediksi menjadi sentimen negatif.
Namun, kenaikan harga komoditas, aksi beli investor asing, dan kebijakan fiskal pemerintah dinilai berpeluang menjadi penopang.
”IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 8.070-8.015 dan resisten 8.180-8.235,” tulis CGS International.
Berbeda dengan pandangan mayoritas, Panin Sekuritas justru mengeluarkan proyeksi negatif.
”Untuk hari ini kami memperkirakan IHSG akan melemah,” mengutip riset Panin Sekuritas.
Proyeksi ini didasarkan pada pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai valuasi bursa saham AS yang sudah relatif premium serta kembali melemahnya nilai tukar rupiah yang menjadi sentimen pemberat bagi Indeks.
Tinggalkan Komentar
Komentar