Periskop.id - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebut, seorang terduga pelaku peledakan bangunan SMAN 72 Jakarta telah ditemukan oleh kepolisian. Pelaku saat ini masih menjalani operasi di rumah sakit (RS).
Oleh karena itu, kepolisian belum dapat menginterogasi pelaku peledakan tersebut sampai dia selesai menjalani operasi dan kondisi kesehatannya memungkinkan untuk diperiksa oleh polisi.
"Untuk terduga pelaku, saat ini sudah kita dapatkan. Anggota (Polri, red.) sedang melakukan pendalaman terkait dengan identitas pelaku, kemudian juga lingkungan pelaku. Termasuk rumah (pelaku) dan hal-hal lain yang saat ini sedang kita dalami, dan tentunya akan diinformasikan lebih lanjut setelah tim gabungan baik dari Polda Metro Jaya, Densus, melaksanakan pendalaman," beber Kapolri Jenderal Listyo menjawab pertanyaan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/11) malam
Dalam kesempatan yang sama, Listyo melanjutkan satu orang terduga pelaku itu menjalani operasi, sebagaimana satu korban ledakan lainnya. Total, ada dua orang menjalani operasi akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta, yang berada di dalam Kompleks Perumahan TNI AL Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat siang pukul 12.15 WIB.
"Salah satu dari yang saat ini melakukan operasi (merupakan) terduga pelaku, dan untuk motif memang saat ini kita dalami berbagai macam informasi. Tentunya akan kita kumpulkan supaya menjadi informasi yang bulat pada saat diinformasikan (kepada publik, red.)," ujar Listyo.
Untuk diketahui, ledakan di SMAN 72 Jakarta itu mengakibatkan sekitar puluhan orang luka-luka. Sebagian besar dari korban telah mendapatkan perawatan dan kembali ke rumahnya masing-masing.
"Di awal jumlah korban (luka-luka, red.) 50 atau 60, tetapi saat ini Alhamdulilah sudah dibuatkan posko, dan korbannya saat ini sudah bisa berangsur-angsur pulang," kata Kapolri.
Listyo melanjutkan tidak ada korban jiwa akibat ledakan tersebut. Dari hasil pemeriksaan di lokasi ledakan, Listyo menyebut polisi menemukan senjata mainan, dan tulisan-tulisan.
"Itu juga menjadi bagian yang kami dalami untuk mendalami motif bagaimana yang bersangkutan merakit dan melaksanakan aksinya. Semuanya akan kami jelaskan setelah semua informasi, temuan-temuan di lapangan, hasil penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut lengkap," imbuhnya.
Alami Perundungan
Sebelumnya, ‘Bom rakitan’ atau bom molotov yang ditemukan di masjid di SMAN 72 Jakarta, diduga dibawa oleh siswa yang kerap di mengalami perundungan. Hal ini diungkapkan Sela, salah satu siswa kelas XI SMAN 72 Jakarta.
"Saya menduga siswa ini ingin balas dendam dan bunuh diri. Tadi saya lihat ada tiga jenis bom dan hanya dua yang meledak," kata Sela di Jakarta, Jumat (7/11) seperti dilansir Antara.
Menurut dia, ledakan terjadi saat khutbah Jumat selesai dan akan dilanjutkan dengan Iqomah. Saat itu, ada ledakan besar terjadi. "Saya di selasar masjid dan tidak terkena. Baju saya kotor karena menolong teman," serunya.
Ia mengatakan orang yang ikut Shalat Jumat di sini merupakan siswa, guru dan orang yang ada di sekolah saja. Sela mengaku tidak ada tanda-tanda akan terjadi ledakan karena pada pagi hari semua berjalan baik-baik saja.
"Kami tadi ikut kegiatan Adiwiyata di pagi hari," ujarnya.
Salah satu guru, Toto mengaku berada di belakang imam, juga terkejut mendengar ledakan yang cukup besar. "Semua bubar dan sejumlah siswa terluka," ucapnya.
Warga Sekolah
Pengelola kantin sekolah, Jhoni, menuturkan, ledakan besar yang mengejutkan dirinya terjadi sesaat setelah ia menyelesaikan wudhu. "Saya lari menyelamatkan diri," kata dia.
Ia mengatakan, jamaah yang ikut shalat Jumat merupakan warga sekolah, seperti tenaga pendidik, siswa dan lainnya, tidak ada orang dari luar lingkungan sekolah yang masuk.
"Saya lihat banyak siswa terluka. Mereka langsung dibawa ke rumah sakit," kata Jhoni.
Polda Metro Jaya sendiri menurunkan Tim Penjinak Bom untuk menyelidiki penyebab ledakan yang membuat sejumlah siswa luka saat melaksanakan shalat Jumat di dalam sekolah tersebut. Sejumlah mobil tim penjinak bom terpantau bersiaga di depan sekolah, termasuk petugas gabungan bersenjata juga berjaga di sekolah tersebut.
Polda Metro Jaya juga masih mendalami penyebab ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat siang.
"Itu yang kita mau dalami. Lagi sisir juga sama Gegana karena ledakan itu kan ada SOP khusus. Jangan sampai kita olah TKP, ada ledakan susulan. Kan belum tahu asal muasal ledakan itu karena apa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto saat dikonfirmasi.
Semengara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menyebutkan, sebanyak 54 orang mengalami luka-luka dalam ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 jakarta.
"Data yang kita terima, 54 orang luka ringan dan sedang, bahkan ada yang sudah pulang. Sementara itu dulu, nanti kalau ada perkembangan lebih lanjut diinfokan lagi," kata Asep.
Polda Metro Jaya, lanjutnya, telah melakukan pengamanan TKP dengan memberikan garis polisi (Police Line) dan juga telah dilakukan sterilisasi oleh penjinak Bom. Selain itu, pihaknya membuka dua posko terkait peristiwa tersebut yakni di RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Langkah-langkah membuat posko di Rumah Sakit Yarsi, guna membantu keluarga-keluarga korban, untuk mencari anak-anak didiknya yang sedang dirawat," tutur Asep.
Tinggalkan Komentar
Komentar