periskop.id - Hasil Deloitte Global 2025 Gen Z and Millennial Survey terhadap lebih dari 23.000 responden menyoroti lima prioritas utama Gen Z dalam merancang karier mereka:

  • 22% menempatkan kemandirian finansial sebagai tujuan utama.
  • 17% mengutamakan work-life balance, menunjukkan bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi hal penting 
  • Tujuan lainnya adalah keamanan dan stabilitas pekerjaan (14%), penguasaan bidang keahlian (12%), dan pembelajaran dan pengembangan diri (9%).
  • Sebagian kecil, yaitu 6%, ingin pekerjaan mereka berdampak langsung pada isu-isu sosial.

Chief People & Purpose Officer Deloitte Elizabeth Faber menjelaskan, Gen Z tidak hanya sekadar mengejar uang dalam bekerja.

"Seiring Gen Z dan milenial mengarungi dunia kerja yang berubah dengan cepat, mereka mengevaluasi kembali kemampuan yang mereka butuhkan untuk sukses dan dukungan yang mereka inginkan dari perusahaan tempat mereka bekerja,” ujar Elizabeth.

Menurut survei tersebut, Gen Z juga cenderung menghindari posisi pimpinan. Hanya enam persen yang menjadikan jabatan senior sebagai tujuan utama karier.

Survey juga menyorot strategi Gen Z dalam merespons perubahan dunia kerja:

  • Mereka menuntut keseimbangan hidup kerja (work-life balance) lebih dari sekadar gaji besar.
  • Mereka aktif membangun soft skills seperti kepemimpinan dan komunikasi terutama saat adaptasi dengan teknologi seperti AI.
  • Gelombang generasi ini memasukkan dana pribadi dan mental sehat dalam pilihan karier, sehingga kesejahteraan menjadi faktor penting.

Data ini menunjukkan bahwa di tengah krisis ekonomi dan pandemi, Gen Z secara kolektif membentuk ulang makna kesuksesan. Mereka menghargai keseimbangan hidup, stabilitas, dan peluang pengembangan, bukan semata-mata uang maupun gelar jabatan.