Periskop.id - PT Super Bank Indonesia (Superbank) mencatatkan laba bersih sebesar Rp20,1 miliar pada semester I 2025. Dalam kurun waktu 12 bulan, Superbank memiliki 4 juta nasabah dan memperkuat posisinya sebagai salah satu bank digital dengan pertumbuhan tercepat di tanah air.

Presiden Direktur Superbank Tigor M Siahaan menuturkan, bisa mencapai profitabilitas dan melayani hampir 4 juta nasabah hanya dalam satu tahun sejak peluncuran digital, adalah pencapaian luar biasa. 

“Hal ini mencerminkan kekuatan model bisnis kami yang digital-first dan komitmen kami untuk menghadirkan layanan keuangan yang aman, relevan, dan mudah diakses oleh jutaan masyarakat Indonesia," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/7). 

Bank yang didukung oleh Grab, Emtek, Singtel, dan KakaoBank ini mengusung strategi digital-first dan integrasi ekosistem untuk menjangkau segmen yang sebelumnya belum terlayani oleh bank konvensional.

Sekadar catatan, Superbank mencatat lonjakan penyaluran kredit menjadi Rp8,4 triliun atau tumbuh 123% secara tahunan (yoy). Capaian ini turut mendorong kenaikan total aset menjadi Rp15 triliun, tumbuh 122 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tigor mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansi produk pinjaman serta akuisisi nasabah yang agresif namun tetap terukur. Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat drastis 748% menjadi Rp8,4 triliun. 

Salah satu pendorong utama adalah inovasi produk seperti OVO Nabung by Superbank, rekening dompet digital (e-wallet) dengan bunga 5% per tahun yang memungkinkan pengguna OVO menabung secara langsung melalui aplikasi.

Transformasi Bisnis

Lebih lanjut, pendapatan bunga bersih perusahaan tumbuh 171% yoy menjadi Rp667,6 miliar, didukung pendapatan bunga bruto yang naik 237% menjadi Rp904,7 miliar. Perbaikan ini turut mengerek Net Interest Margin (NIM) ke level 10,2%, naik dari 8,1% pada tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, efisiensi operasional juga membaik signifikan. Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) merosot ke 74,2% dari 149,9% pada tahun sebelumnya. Kualitas aset juga terjaga dengan baik, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL Gross) yang turun ke 2,7%, dan NPL Net sebesar 0,98%.

"Transformasi digital kami telah membentuk fondasi bisnis yang tangguh dan efisien. Dengan pertumbuhan nasabah yang pesat dan pengelolaan risiko yang disiplin, kami siap untuk menjalankan tahap pertumbuhan berikutnya," jelas Tigor.

Dengan hampir 4 juta nasabah yang telah bergabung dalam waktu setahun, Superbank terus memperluas peran sebagai bank dengan layanan digital yang relevan dan inklusif. Menurut Tigor, sejalan dengan kerangka keberlanjutannya, Superbank aktif mendukung literasi keuangan melalui program edukasi bagi mitra pengemudi dan merchant Grab, serta mendorong pertumbuhan yang bertanggung jawab melalui inovasi yang berdampak. 

“Superbank percaya,pertumbuhan yang sehat harus dibarengi dengan kontribusi nyata terhadap masyarakat, dan inilah fondasi yang akan dibawa ke fase transformasi berikutnya," imbuhnya.