periskop.id - Rasa lapar mendadak yang muncul sebelum tubuh jatuh sakit bukanlah fenomena yang sepenuhnya acak. Secara biologis, tubuh memiliki sistem sinyal yang kompleks untuk mengatur kebutuhan energi dan mempertahankan homeostasis.
Mengutip berbagai sumber, dalam konteks ini, salah satu hormon utama yang berperan adalah ghrelin, yang diproduksi oleh lambung dan berfungsi sebagai pemicu rasa lapar.
Menjelang sakit, kadar ghrelin bisa meningkat sebagai respons terhadap stres fisiologis atau kebutuhan energi tambahan untuk mempersiapkan sistem imun.
Menurut jurnal Nutrition College dari Universitas Diponegoro, tubuh yang mengalami stres metabolik cenderung meningkatkan sinyal lapar sebagai bentuk kompensasi energi. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein tinggi dapat meningkatkan rasa kenyang dan mengatur hormon lapar seperti ghrelin dan GLP-1.
Namun, sebelum tubuh benar-benar menunjukkan gejala sakit seperti demam atau nyeri, lonjakan ghrelin bisa menyebabkan rasa lapar yang intens dan mendadak.
Ahli kesehatan dari Halodoc, dr. Fadhli Rizal Makarim, menjelaskan bahwa rasa lapar yang muncul tiba-tiba bisa menjadi gejala awal dari gangguan seperti hipoglikemia atau infeksi ringan.
Ketika kadar gula darah menurun, tubuh merespons dengan sinyal lapar untuk mendorong asupan glukosa sebagai sumber energi utama bagi sel-sel imun. Ini menjelaskan mengapa beberapa orang merasa sangat lapar sebelum mengalami flu atau demam.
Selain faktor hormonal, sistem saraf juga berperan penting.
Saraf vagus yang menghubungkan lambung dan otak akan mengirimkan sinyal ke hipotalamus ketika terjadi kontraksi lambung atau peningkatan asam lambung. Jika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda stres atau infeksi, aktivitas lambung meningkat dan menyebabkan rasa lapar atau bahkan nyeri perut ringan yang sering disalahartikan sebagai kelaparan biasa.
Pendapat lain datang dari psikolog kesehatan yang menyoroti aspek emosional dari rasa lapar. Ketika seseorang merasa tubuhnya mulai tidak fit, kecemasan ringan bisa muncul dan memicu emotional eating.
Kortisol, hormon stres, dapat meningkatkan nafsu makan dan membuat seseorang mencari makanan sebagai bentuk kenyamanan psikologis. Ini memperkuat gagasan bahwa rasa lapar menjelang sakit bukan hanya reaksi biologis, tetapi juga psikologis.
Namun, penting untuk membedakan antara rasa lapar fisiologis dan lapar patologis. Jika rasa lapar terus muncul meski sudah makan cukup, bisa jadi itu adalah tanda dari kondisi medis seperti diabetes, hipertiroidisme, atau gangguan metabolik lainnya.
Oleh karena itu, mengenali pola rasa lapar yang tidak biasa bisa menjadi langkah awal dalam mendeteksi gangguan kesehatan.
Secara keseluruhan, rasa lapar mendadak menjelang tubuh sakit adalah hasil dari interaksi kompleks antara hormon, sistem saraf, dan kondisi psikologis. Memahami mekanisme ini dapat membantu kita lebih peka terhadap sinyal tubuh dan mengambil langkah preventif sebelum gejala penyakit benar-benear berkembang.
Tinggalkan Komentar
Komentar