periskop.id - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya keterlibatan aparat hingga tingkat kecamatan, imam desa, dan tokoh lokal dalam mencegah dini kasus intoleransi di masyarakat. Menurutnya, jaringan lokal memiliki peran strategis dalam mendeteksi potensi konflik sebelum berkembang. 

“Pencegahan dini ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan aparat hingga tingkat kecamatan, imam-imam desa, dan jaringan lokal lainnya. Sedapat mungkin, informasi yang ada jangan ditahan, laporkan segera ke pusat,” ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (13/8).

Kementerian Agama, kata Nasaruddin, berkomitmen untuk bergerak cepat dalam menangani kasus intoleransi yang masih muncul di sejumlah daerah. Ia menekankan bahwa pelaporan informasi sensitif harus dilakukan segera agar bisa ditindaklanjuti dalam waktu kurang dari 24 jam. 

“Dengan komunikasi yang ada sekarang, seperti telepon, laporan bisa sampai dalam waktu kurang dari 24 jam, dan kami pasti akan menindaklanjutinya,” katanya.

Lebih lanjut, Nasaruddin menyampaikan bahwa target Kementerian Agama bukan sekadar mengurangi, tetapi benar-benar meniadakan potensi konflik. Ia membedakan antara mengeliminasi dan meniadakan, di mana yang pertama berarti membatasi, sementara yang kedua berarti memastikan konflik tidak terjadi sama sekali.

“Target kami bukan hanya mengeliminasi, tetapi juga meniadakan potensi terjadinya konflik,” tegasnya.

Ia juga menyoroti bahwa penyelesaian persoalan intoleransi tidak bisa hanya dilakukan di permukaan, melainkan harus menyentuh akar persoalan. Untuk itu, Kementerian Agama memperkenalkan konsep kurikulum cinta sebagai pendekatan baru dalam pendidikan agama. Kurikulum ini bertujuan agar ajaran agama tidak menekankan perbedaan, melainkan mengedepankan persamaan dan titik temu antarumat.

“Prinsip dasarnya adalah mencintai sesama manusia tanpa membedakan bangsa, warna kulit, atau agama, serta membangun kerukunan antara manusia dengan alam,” ujar Nasaruddin. 

Ia berharap pendekatan ini dapat membentuk generasi yang lebih toleran dan mampu hidup berdampingan secara damai di tengah keberagaman.