Periskop.id - PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) mengaku tengah mengantisipasi potensi lonjakan impor komoditas pangan dari Amerika Serikat (AS). Langkah antisipasi dilakukan dengan menyiapkan sarana dan prasarana pelabuhan yang dikelolanya.
Direktur Utama PTP Nonpetikemas Indra Hidayat Sani mengatakan, di Pelabuhan Tanjuk Priok, Jakarta, Jumat (1/8), mengatakan, kebijakan tarif nol % dari Amerika Serikat diprediksi mendongkrak masuknya bahan pangan, seperti gandum dan kedelai ke Indonesia melalui pelabuhan curah dan petikemas.
"Selain di sini (Pelabuhan Tanjung Priok) kita ada punya pelabuhan di Banten, gandum, itu kita punya khusus curah di sana, itu yang harus kita siapkan, mengantisipasi apabila impor terhadap barang-barang komoditi tersebut meningkat dengan pesat," kata Indra.
Meski saat ini belum terlihat lonjakan signifikan, ia mengatakan PTP tetap bersiap menghadapi potensi lonjakan arus barang asal Amerika utamanya komoditas pangan. "Yang mungkin kita perlu antisipasi adalah ketika barang dari Amerika masuk ke sini itu nol persen seperti gandum, kedelai akan cukup banyak masuk ke Indonesia," ujarnya.
Langkah strategis yang dilakukan mencakup kesiapan dermaga, lapangan penumpukan, serta alat berat seperti crane, forklift, truk dan fasilitas logistik lainnya untuk memperlancar distribusi.
"Langkah antisipasinya adalah kita menyiapkan prasarana dan sarana. Prasarana itu misalnya dermaga, lapangan penumpukan," ucapnya.
Gandum menjadi salah satu komoditas yang diprediksi meningkat volumenya dan akan masuk melalui pelabuhan curah di Banten serta fasilitas pendukung lain yang dikelola oleh PTP.
Indra mengatakan, PTP optimistis Indonesia akan mengambil manfaat maksimal dari situasi tersebut, dengan tetap menjaga kelancaran arus logistik dan kesiapan operasional di semua lini pelabuhan nonpetikemas.
"Kami harapkan itu menjadi suatu hal yang positif, buat kita, buat Indonesia. Dan yang saya lihat sebenarnya kan kebanyakan dari Amerika itu masuk ke sini itu adalah bahan-bahan pokok yang khususnya untuk pangan," kata Indra.
Ekspor Jakarta
Sebelumnya, BPS Jakarta menyatakan, nilai ekspor Jakarta secara kumulatif pada Januari-Juni 2025 mencapai US$8,25 miliar, naik 43,49% dibandingkan periode yang sama tahun 2024, didorong kenaikan sektor non-migas.
"Nilai ekspor Jakarta secara kumulatif sejak Januari-Juni 2025 secara total mencapai US$8,25 miliar," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Jumat.
Meskipun ekspor migas mengalami penurunan sebesar US$7,71 juta (minus 33,29%), namun terjadi peningkatan ekspor non-migas sebesar US$2,50 miliar (43,80%) yang mendorong pertumbuhan positif ekspor Jakarta pada Januari-Juni 2025.
Pertumbuhan ekspor non-migas pada periode ini disebabkan meningkatnya nilai ekspor hasil industri pengolahan sebesar US$2,51 miliar (46,10%) dibandingkan dengan Januari-Juni 2024.
"Sektor industri pengolahan menjadi besaran ekspor Jakarta yang utama. Sektor ini menjadi tumpuan untuk kualitas ekspor Jakarta," ujar Hasanudin.
Sementara itu, ekspor hasil pertanian kehutanan dan perikanan turun sebesar US$4,68 juta (minus 1,72%). Diikuti oleh ekspor sektor pertambangan dan lainnya sebesar US$0,71 juta (minus 94,67%) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lalu, berdasarkan negara tujuan, pada periode Januari-Juni 2025, nilai ekspor ke Amerika Serikat mengalami peningkatan terbesar. Yaitu US$572,99 juta dengan komoditas alas kaki sebesar US$432,91 juta yang mendorong peningkatan ekspor ke AS tersebut.
Selanjutnya, tujuan negara ekspor lainnya yang mengalami peningkatan, yakni Thailand sebesar US$499,45 juta. Kelompok komoditas yang mendorong pertumbuhan ekspor ke negara ini, yakni logam mulia dan perhiasan sebesar US$408,81 juta, dibandingkan Januari-Juni 2024.
Peningkatan ekspor ke Uni Arab Emirat (UEA) sebesar US$178,26 juta, turut mendorong pertumbuhan ekspor kumulatif periode ini. Ekspor ke Jepang periode Januari-Juni 2025 juga menunjukkan kenaikan yang tinggi, yaitu sebesar US$98,22 juta, dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Tinggalkan Komentar
Komentar