periskop.id - Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Naswardi, menjelaskan bahwa gelaran Anugerah LSF 2025 dirancang sebagai sebuah ajang apresiasi unik yang menyatukan tiga pilar industri kreatif sekaligus. Menurutnya, penghargaan ini secara khusus menghargai insan pertelevisian, perfilman, dan ketaatan terhadap penerapan budaya sensor mandiri.

“Berbeda dengan penghargaan karya budaya lainnya, karena merupakan penyatuan apresiasi terhadap tiga ajang: insan pertelevisian, perfilman, dan kepatuhan terhadap budaya sensor mandiri,” ungkap Naswardi dalam keterangan resminya, Minggu (9/11/2025).

Perhelatan ini mengusung tema besar “Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia”. Naswardi menyebut tema ini sengaja memadukan unsur edukasi, hiburan, dan budaya yang dikemas secara dramatis dan menarik untuk ditonton.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk terus menyosialisasikan pentingnya penggolongan usia penonton kepada seluruh lapisan masyarakat. LSF ingin menumbuhkan kesadaran kolektif akan "budaya sensor mandiri", yakni kebiasaan proaktif menonton tayangan sesuai klasifikasi usia.

Upaya ini, lanjut Naswardi, menjadi semakin krusial di era digital. Ia memaparkan bahwa film, konten, dan beragam tontonan kini tidak hanya terbatas di televisi dan bioskop, tetapi juga beredar masif di platform berbasis internet.

Tantangannya, menurut Naswardi, banyak konten di internet yang lolos dari pengawasan.

“Secara regulasi belum sepenuhnya masuk dalam proses filtrasi dan kurasi dari lembaga yang memiliki kewenangan,” paparnya, menyoroti celah pengawasan di ranah digital.

LSF memastikan bahwa anugerah yang diberikan kepada para lembaga berprestasi ini telah melewati proses penilaian yang ketat dan tidak sekadar penunjukan.

Penilaian untuk Anugerah LSF 2025 didasarkan pada data komprehensif dari total 58.415 film dan iklan film. Periode pengambilan data ini berlangsung sejak Agustus 2023 hingga Desember 2024.

Proses penjurian melibatkan tim internal yang terdiri dari 17 anggota LSF dan 20 orang tenaga sensor. Tim ini kemudian dibagi menjadi enam kelompok kerja yang memiliki tugas dan peran spesifik masing-masing.

Sementara itu, untuk kategori istimewa Lifetime Achievement, penilaian dilakukan secara langsung oleh Ketua LSF dan Wakil Ketua LSF.

Malam penganugerahan LSF 2025 turut dimeriahkan oleh deretan penampil ternama, mulai dari 16 finalis D’Academy 7, Putri Ariani, Leslar Family, Ungu, hingga Dewi Persik. Selain itu, hadir pula Gilang Dirga, Oka Antara, dan Masayu Anastasia.

Berikut adalah daftar lengkap penerima Malam Anugerah Lembaga Sensor Film Tahun 2025:

Industri Perfilman

Film Bioskop Semua Umur: Petualangan Anak Penangkap Hantu

Film Bioskop 13+: Cinta Dalam Ikhlas

Film Bioskop 17+: Siksa Kubur

Film Bioskop 21+: Possession: Kerasukan

Jaringan Bioskop Peduli Sensor Mandiri: Cinema XXI

Rumah Produksi Sensor Mandiri: PT. MD Pictures

Jaringan TIK Peduli Sensor Mandiri: Maxtream

Trailer Film Sensor Mandiri: Bila Esok Ibu Tiada

Poster Film Sensor Mandiri: 1 Kakak 7 Ponakan

Televisi

Televisi Peduli Sensor Mandiri: ANTV

Televisi Sensor Mandiri: Indosiar

Televisi Peduli Kebudayaan: Trans TV

Televisi Peduli Pendidikan: GTV

Iklan

Iklan Komersial Sensor Mandiri: Livin' Warung dan Pasar

Iklan Layanan Masyarakat Sensor Mandiri: Indosat Tanam Oksigen

Lembaga

Kementrian/Lembaga Peduli Sensor Mandiri: Kementrian Kebudayaan RI

Lembaga Pendidikan Peduli Sensor Mandiri: Akademi Film Yogyakarta

Lifetime Achievement

Penerima: Garin Nugroho