Periskop.id - Insiden penembakan massal yang mengguncang Australia di kawasan Bondi Beach, Sydney, pada hari pertama perayaan Yahudi Hanukkah, memperpanjang daftar kelam serangan teror yang menargetkan aktivitas dan tempat keagamaan.

Insiden di Bondi Beach ini dilaporkan menelan korban tewas yang signifikan. Melansir dari 9News, untuk sementara ini sedikitnya 15 korban tewas dalam serangan teror massal ini. Selain itu, puluhan korban lainnya telah dilarikan ke berbagai rumah sakit di Sydney. 

Polisi mengidentifikasi para terduga pelaku sebagai ayah dan anak. Satu terduga pelaku tewas ditembak di lokasi kejadian, sementara satu lainnya berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Tragedi ini menjadi pengingat pahit akan meningkatnya kekerasan dan kebencian yang menyasar kelompok agama.

Tragedi penembakan di Bondi Beach menambah daftar serangan yang menargetkan orang-orang yang sedang beribadah atau beraktivitas keagamaan di seluruh dunia. Serangan-serangan ini sering kali dimotivasi oleh ideologi supremasi atau kebencian rasial/agama. Berikut adalah daftar kasus penembakan mematikan yang menyasar tempat ibadah dari berbagai agama.

Penembakan Pura Agama Sikh di Wisconsin

Dilansir dari NBC News, pada 5 Agustus 2012, Wade Michael Page, pria bersenjata yang memiliki keterkaitan dengan organisasi supremasi kulit putih, memasuki pura agama Sikh di Oak Creek, Wisconsin, Amerika Serikat, dan menembak mati enam jamaah sebelum bunuh diri. Ia juga melukai empat orang lainnya, dengan satu korban meninggal pada Maret 2020 akibat luka tembak. Departemen Kehakiman AS menyatakan penembakan tersebut sebagai kejahatan kebencian dan tindakan teroris.

Penembakan Gereja Mother Emanuel di South Carolina

Melansir NPR, pada 17 Juni 2015, penembakan massal terjadi di Gereja Mother Emanuel African Methodist Episcopal di Charleston, South Carolina. Seorang supremasis kulit putih bernama Dylann Roof melepaskan tembakan saat kelas studi Alkitab berlangsung, menewaskan sembilan jemaat kulit hitam yang tengah berdoa. Serangan ini mengguncang Amerika Serikat dan memicu perdebatan nasional tentang rasisme dan kekerasan bersenjata.

Penembakan Pusat Kebudayaan Islam di Quebec

Dilansir dari Aliansi Layanan Publik Kanada (Public Service Alliance of Canada/PSAC), pada malam 29 Januari 2017, Alexandre Bissonnette menyerbu Pusat Kebudayaan Islam di Kota Quebec dan menembaki jamaah yang sedang beribadah. Serangan tersebut menewaskan enam orang dan melukai 19 lainnya. Sejak 2021, tanggal 29 Januari diperingati sebagai Hari Nasional Mengenang Serangan Masjid Kota Québec dan Aksi Melawan Islamofobia.

Penembakan Gereja First Baptist di Sutherland Springs

Texas Public Radio melaporkan bahwa pada 5 November 2017, Devin Kelley, mantan personel militer, menewaskan 26 orang dan melukai lebih dari 20 lainnya setelah menembaki jemaat di Gereja First Baptist, Sutherland Springs. Seorang hakim federal Amerika Serikat (AS), Xavier Rodriguez, mencatat bahwa pemerintah mengetahui riwayat ancaman kekerasan yang pernah disampaikan pelaku saat masih bertugas di Angkatan Udara.

Penembakan Sinagoge Tree of Life di Pittsburgh

Dilansir dari The New York Times, pada 27 Oktober 2018, seorang pria bersenjata senapan serbu AR-15 dan beberapa pistol melepaskan tembakan di Sinagoge Tree of Life, Pittsburgh, Amerika Serikat. Sedikitnya 11 jemaat tewas dan sejumlah petugas polisi terluka. Pelaku, Robert D. Bowers, menerobos masuk ke area ibadah dan menembak secara acak sebelum akhirnya dilumpuhkan aparat.

Penembakan Masjid Al-Noor di Christchurch

Melansir National Library of Medicine, pada 15 Maret 2019, Brenton Harrison Tarrant menyerang jamaah Masjid Al-Noor di Christchurch, Selandia Baru, usai salat Jumat. Serangan tersebut menewaskan 51 orang dan melukai 50 lainnya, serta disiarkan langsung melalui Facebook Live. Tragedi ini mendorong perubahan besar dalam regulasi kepemilikan senjata di Selandia Baru.

Penembakan Sinagoge Chabad of Poway di San Diego

Dilansir dari CNN, pada 27 April 2019, John T. Earnest menembaki jemaat di Sinagoge Chabad of Poway, San Diego, menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya. Penembakan terjadi pada hari terakhir perayaan Paskah Yahudi (Passover). Earnest kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup ditambah 30 tahun oleh Pengadilan Federal AS.

Rangkaian peristiwa ini menunjukkan bahwa penembakan di Bondi Beach bukanlah kejadian terisolasi, melainkan bagian dari daftar penembakan massal yang terus berulang di berbagai negara, khususnya di ruang-ruang yang seharusnya aman bagi kegiatan ibadah dan perayaan keagamaan.