Periskop.id - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah memastikan, personel gabungan dari tiga matra TNI yakni TNI AD, AL dan AU siap untuk bergabung dalam brigade komposit yang akan dikirim untuk misi perdamaian ke Gaza, Palestina.

"Penyiapan personel dan satuan dari TNI AD, AL, dan AU telah dilakukan," kata Freddy seperti dilansir Antara di Jakarta, Selasa (25/11). 

Freddy menjelaskan, personel yang disiapkan itu memiliki kemampuan di bidang penanganan kesehatan dan pembangunan konstruksi atau dari satua Zeni.

Tidak hanya itu, pihaknya juga telah mempersiapkan ragam alat utama sistem senjata (alutsista). Seperti pesawat angkut, kapal republik Indonesia (KRI) hingga peralatan penunjang lain untuk mendukung keberlangsungan misi perdamaian di Gaza.

"Kami sudah melakukan Inventarisasi kemampuan alutsista, logistik, dan fasilitas pendukung. Kami pastikan secara umum, kesiapan mencapai tahap sangat baik, untuk pelaksanaannya menunggu mandat dari PBB," kata Freddy.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan 20.000 personel TNI yang dikirim ke Gaza, Palestina tergabung dalam tiga brigade komposit. Setiap brigade komposit itu terdiri dari tiga batalyon utama yakni batalyon kesehatan, Batalyon Zeni Konstruksi dan Batalyon Bantuan.

"Ada lagi Bantuan Mekanis," kata Agus saat ditemui di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/11).

Agus melanjutkan, seluruh pasukan perdamaian itu akan dikirim setelah TNI mengirimkan tim aju terlebih dahulu ke wilayah Gaza. Pengiriman tim aju itu dilakukan agar TNI mengetahui gambaran situasi di Gaza dan lokasi yang tepat untuk pengiriman pasukan.

Namun demikian, Agus tidak merinci kapan pasukan tersebut akan dikirim. Dia hanya memastikan Mabes TNI menunggu perintah dari pemerintah pusat dalam mengirim pasukan.

Batalyon Tambahan

Freddy juga menjelaskan fungsi dari satu batalyon tambahan yakni Batalyon Bantuan yang akan dikirim dalam misi perdamaian di Gaza, Palestina yakni Batalyon Bantuan.

"Salah satu fungsi Batalyon Bantuan untuk memberikan dukungan logistik, distribusi bantuan kemanusiaan, dan pengelolaan supply chain," serunya. 

Selain itu, Batalyon Bantuan juga berfungsi untuk mengatur alur transportasi pasukan dari mulai di darat, laut dan udara. Mobilisasi alur transportasi itu dilakukan agar pergerakan pasukan dapat dilakukan secara teratur dan terpantau dengan baik.

Tidak hanya itu, batalyon ini juga akan memainkan peran penting dalam memastikan peralatan komunikasi pasukan di daerah operasi berjalan dengan baik.

"Tugas selanjutnya yakni dukungan komunikasi, IT, dan komando kendali dan pengamanan fasilitas vital di area operasi," jelasnya. 

Untuk menjalankan ragam tugas itu, TNI sudah menyiapkan pasukan yang memiliki keahlian teknis khusus. Namun demikian, para pasukan ini bukanlah bagian dari satuan pasukan khusus yang dimiliki TNI.

"Satuan pengisi berasal dari berbagai matra, bukan pasukan khusus, namun mengandung komponen personel berkemampuan khusus sesuai kebutuhan misi," jelas Freddy.

Sebelumnya, diberitakan, pemerintah akan mengirimkan pasukan Batalyon Kesehatan dan Batalyon Zeni Konstruksi untuk menjalankan misi perdamaian di Gaza, Palestina. Belakangan, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan ada tiga batalyon yang akan diterjunkan dengan batalyon tambahan yakni Batalyon Bantuan.

Kandidat Komandan

Terkait dengan komandan yang akan membawahi 20 ribu pasukan tersebut, Freddy mengatakan, pihaknya sudah mengantongi beberapa nama perwira bintang tiga yang akan menjadi Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian di Gaza.

"TNI telah menyiapkan beberapa nama kandidat, namun penetapan resmi Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian masih menunggu keputusan pemerintah dan PBB," kata Freddy. 

Freddy pun tidak menjelaskan dari mana asal matra perwira tinggi yang menjadi calon pemimpin pasukan perdamaian TNI di Gaza. "Yang jelas, komandan akan berasal dari perwira tinggi bintang tiga yang memiliki pengalaman memadai dalam operasi gabungan dan operasi multilateralisme," jelas Freddy.

Sebelumnya, Agus Subiyanto mengatakan, pasukan perdamaian yang akan dikirim ke Gaza, Palestina dipimpin oleh pejabat TNI berpangkat bintang tiga. "Untuk kontingen Pasukan Pemelihara Perdamaian sudah tahap seleksi. Kemudian rencana nanti dipimpin oleh jenderal bintang tiga," kata Agus.

Freddy menerangkan, Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian yang akan dikirim ke Gaza harus memiliki empat kriteria khusus. Kriteria pertama yang harus dimiliki yakni pengalaman operasi gabungan TNI.

Pengalaman ini, kata Freddy, harus dimiliki karena nantinya operasi pemelihara perdamaian akan melibatkan tiga brigade komposit yang terdiri dari pasukan gabungan lintas matra.

"Syarat selanjutnya pengalaman penugasan internasional atau pendidikan luar negeri, pemahaman mengenai operasi pemeliharaan perdamaian," ujar Freddy.

Dengan pengalaman penugasan di tingkat internasional terkhusus di bidang misi perdamaian, Freddy yakin sosok komandan tersebut akan lebih mudah menjalankan operasi dan koordinasi di Gaza.

Terakhir, syarat yang harus dimiliki calon Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian di Gaza adalah memiliki kemampuan melakukan diplomasi militer. "Syarat ke empat kemampuan diplomasi militer dan komunikasi strategis," pungkasnya.