periskop.id - Menteri Pembangunan Kependudukan dan Keluarga, Wihaji, yang juga menjabat sebagai Kepala BKKBN, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 3.143 Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang beroperasi di seluruh Indonesia. Fasilitas ini hadir untuk memberikan layanan pengasuhan anak sekaligus mendukung para orang tua bekerja.

“Tamasya menjadi solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi tenaga kerja, khususnya orang tua yang kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus anak, hingga sering kali terpaksa mengundurkan diri,” ujar Wihaji melansir Antara, Kamis (25/9).

Ia menjelaskan, ribuan pusat pengasuhan tersebut digagas oleh berbagai kementerian, sektor swasta, bahkan ada yang dikelola langsung oleh korporasi maupun BUMN. Menurutnya, kolaborasi ini menunjukkan keseriusan banyak pihak dalam memperkuat layanan pengasuhan anak.

Dalam kunjungannya ke Tamasya Al-Fatih, Wihaji menekankan pentingnya peningkatan kapasitas layanan.

“Kepada para ibu yang kesulitan mengasuh anak, silakan titipkan di pusat pengasuhan ini. Tenaga pengasuh sudah terlatih, fasilitasnya ramah anak. Dengan begitu, orang tua tetap bisa bekerja tanpa mengorbankan tumbuh kembang anak,” jelasnya.

Melalui Tamasya, pemerintah menargetkan dua tujuan besar: memperkuat layanan pengasuhan anak usia dini dan menekan angka stunting. 

“Kita tidak boleh membiarkan generasi mendatang tumbuh dengan kecerdasan di bawah rata-rata, tinggi dan berat badan rendah yang berujung pada stunting,” tegas Wihaji.

Ia menambahkan, standar layanan pengasuhan anak harus dijaga agar tidak ada anak yang mengalami kekurangan gizi maupun hambatan tumbuh kembang. Menurutnya, pengasuhan yang baik sejak dini akan menentukan kualitas generasi bangsa di masa depan.

“Pemerintah akan terus memastikan bahwa sejak 1.000 hari pertama kehidupan, bayi, balita, remaja, hingga lansia mendapat perhatian dan dukungan melalui berbagai program,” pungkasnya.