periskop.id - Komandan Satgas Penanganan Bencana Longsor Situkung Letkol Czi Teguh Prasetyanto mengungkapkan strategi baru dalam operasi pencarian korban longsor Banjarnegara dengan mengerahkan alat berat berkapasitas jumbo dan teknologi cuaca. Langkah ini diambil untuk menembus ketebalan material longsor yang menjadi penghambat utama evakuasi.

“Operasi besok (23/11) akan kita optimalkan dengan penambahan tiga alat berat PC 200 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO). Dengan dukungan cuaca baik, harapannya semakin banyak korban dapat ditemukan,” kata Teguh di Banjarnegara, Sabtu (22/11).

Teguh menjelaskan, karakteristik material longsor di Dusun Situkung sangat tebal dan sulit ditembus alat berat standar.

Oleh karena itu, kehadiran ekskavator tipe PC 200 dengan daya garuk lebih kuat diharapkan mampu mempercepat pembongkaran gundukan tanah.

Selain kekuatan alat berat, keberhasilan operasi juga sangat bergantung pada faktor alam.

Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono, menyebut teknologi modifikasi cuaca (TMC) terbukti efektif mendukung operasi di lapangan.

Kondisi cuaca yang relatif cerah dalam beberapa hari terakhir membuat tim gabungan bisa bekerja optimal tanpa takut ancaman longsor susulan akibat hujan.

“Semoga dukungan dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan seluruh pihak membuat relawan tetap mampu bekerja maksimal,” ujar Budiono.

Strategi pencarian kini difokuskan pada titik-titik spesifik berdasarkan petunjuk teknis.

Tim SAR mengandalkan indera penciuman anjing pelacak (K-9) untuk memetakan lokasi korban yang tertimbun.

Hasil pelacakan K-9 kemudian dikombinasikan dengan informasi dari keluarga korban untuk mempersempit area galian.

“Besok (23/11) pencarian akan fokus pada sektor A dan C yang merupakan lokasi ditemukannya banyak korban. Sektor B juga akan ditangani secara intensif,” tambah Budiono.

Hingga hari ketujuh, tim gabungan baru berhasil mengidentifikasi 12 korban dari total 28 orang yang dilaporkan hilang.

Dengan tambahan waktu operasi selama tiga hari dan dukungan peralatan mumpuni, tim optimistis dapat menemukan 16 korban yang masih tertimbun.

“Kami terus berupaya agar seluruh korban dapat ditemukan dan dievakuasi,” pungkas Teguh.