Periskop.id - Direktur Utama (Dirut) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu mengungkapkan, PT Bank Victoria Syariah (BVIS) telah resmi berubah nama menjadi Bank Syariah Nasional (BSN). Perubahan nama telah disepakati oleh para pemegang saham, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan oleh BTN selaku pemegang saham pengendali (PSP) dari BVIS.
“Danantara Indonesia pernah komunikasi dengan Pak Presiden Prabowo, jadi Bank Syariah Nasional. Kita harapannya jadi bank nomor dua terbesar di RI,” ujar Nixon saat ditemui seusai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Kamis.
Dalam RUPSLB, ia mengungkapkan juga telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar (AD) dalam Bank Syariah Nasional (BSN). Hal ini seiring dengan perbedaan Anggaran Dasar antara BVIS dengan bank-bank bagian dari badan usaha milik negara (BUMN) pada umumnya.
“Kita sesuaikan, karena ini ujungnya milik negara kan, bukan milik keluarga gitu. Jadi pasti anggaran dasarnya banyak yang di adjust,” ujar Nixon.
Ia melanjutkan, para pemegang saham juga menyetujui perubahan jajaran pengurus pada BSN, di antaranya Alex Sofjan Noor telah ditunjuk sebagai Direktur Utama BSN. Sebelumnya, Alex Sofjan Noor merupakan Project Director Tim Strategi Pengembangan Syariah (TSPS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
“Dirutnya Pak Alex Sofjan Noor, orang BTN,” ucap Nixon.
Alex Sofjan Noor merupakan pejabat jalur jenjang karir yang telah mengabdi sejak tahun 1993 di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang merupakan bagian dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Di masa mudanya, Alex Sofjan Noor menempuh pendidikan Jurusan Akuntansi dan Manajemen di Universitas Islam Indonesia (UII) dan berhasil lulus sarjana (S1) pada tahun 1991.
Setelah lulus sarjana, ia awalnya bekerja selama satu tahun sebagai Officer di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), pada Februari 1992 hingga Februari 1993. Pada Maret 1993, ia memulai jenjang karirnya di Bank BTN dan mengawali pengabdiannya selama 15 tahun sebagai Officer hingga bulan April 2008.
Pada April 2008, Bank BTN memberikannya kepercayaan kepadanya dan diberikan amanah untuk menjabat sebagai Branch Manager Bank BTN hingga Maret 2016.
Pada April 2016, ia diberikan amanah untuk memimpin Bank BTN di wilayah Sumatera, yaitu diberikan posisi sebagai Regional Office Head Kantor Wilayah IV di Kota Pekanbaru, Riau. Belum ada satu tahun, pada September 2016, ia diangkat kembali ke kantor Bank BTN Pusat untuk menjadi Commercial Lending Division Head Bank BTN hingga Juli 2018.
Kemudian, pada Agustus 2018, ia diberikan amanah untuk mengisi posisi Commercial Risk Division Head dari hingga Mei 2019. Karirnya terus naik di Bank BTN dan ditunjuk sebagai Sharia Business Division Head hingga Desember 2021.
Selanjutnya, pada Januari 2022, ia dipercayai untuk mengisi posisi SEVP Human Capital Bank BTN, dan pada Juni 2022 ditunjuk sebagai SEVP Operations Bank BTN. Sebelum diangkat menjadi Dirut BSN, ia telah mengisi posisi sebagai Project Director-Tim Strategi Pengembangan Syariah Project Bank BTN dari Januari 2025 hingga Agustus 2025.
Akusisi 99,9% Saham
Kemudian, para pemegang saham menyepakati penunjukan Bahrullah Akbar sebagai Komisaris Utama BSN. Bahrullah Akbar sendiri merupakan Guru Besar Keuangan Publik Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) tahun 2011-2017 dan 2019-2021; serta Wakil Ketua BPK RI tahun 2017-2019.
Bahrullah Akbar juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bank DKI sejak tahun 2022, dan Ketua Umum Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Seluruh Indonesia FKDK BPDSI periode tahun 2023-2026.
Sebelumnya, BTN resmi mengakuisisi saham mayoritas BVIS senilai Rp1,5 triliun, sebagai bagian dari proses pemekaran (spin-off) BTN Syariah yang direncanakan pada Oktober atau November 2025.
Dengan adanya kesepakatan yang berlangsung hari ini, Nixon mengatakan, BVIS saat ini resmi dimiliki oleh BTN dengan kepemilikan 99,99% saham. Sementara 0,0016% saham BVIS masih dimiliki oleh Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah menyetujui rencana BTN untuk melakukan spin off melalui akuisisi BVIS sebagai cangkang BUS. Selain itu, proses restrukturisasi terkait spin off ini, juga telah memperoleh persetujuan Presiden Prabowo Subianto, melalui Kementerian BUMN dan Danantara Indonesia. BSN sendri ditargetkan dapat menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia.
Tinggalkan Komentar
Komentar