periskop.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Ahmad Kosasih menegaskan fenomena gerhana bulan total yang sedang berlangsung tidak akan memberikan dampak pada kondisi cuaca maupun memicu aktivitas gempa bumi.

Ia menjelaskan bahwa gerhana merupakan sebuah kejadian atmosfer biasa dan tidak terkait dengan aktivitas seismik atau meteorologis lainnya. 

"Gerhana bulan cuma fenomena atmosfer," kata Kosasih saat dihubungi pada Minggu (7/9) malam seperti dilansir Antara.

Meskipun begitu, Kosasih menyebut gerhana bulan total berpotensi memberikan pengaruh terhadap pasang surut air laut dan ketinggian gelombang. 

Namun, ia memastikan kondisi perairan di sekitar Bintan dan Tanjungpinang saat ini relatif aman dengan kategori gelombang rendah hingga sedang.

Pihaknya turut melakukan pemantauan gerhana menggunakan teleskop di Stasiun Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF).

Sayangnya, kondisi langit Tanjungpinang yang berawan tebal membuat citra bulan yang diamati tampak sedikit buram. "Gerhana bisa dilihat dengan mata telanjang dan aman, asal tidak tertutup awan atau turun hujan," ungkapnya.

Kosasih menambahkan, fase awal gerhana atau penumbra telah dimulai sejak pukul 22:26 WIB. 

Puncaknya diperkirakan terjadi pada Senin (8/9) dini hari pukul 01:11 WIB, dengan keseluruhan proses berlangsung selama kurang lebih lima jam.